Indramayu, Demokratis
Ketua dan Anggota Komisi I DPRD Indramayu melakukan kunjungan lapangan (kunlap) dan silaturahmi dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kunlap tersebut merupakan suatu kewajiban oleh Komisi I bersama Lapas Kelas IIB sebagai salah satu mitra kerjanya. Adapun kegiatan itu dilaksanakan untuk melihat fenomena dan kondisi lapas yang saat ini mengalami overload.
Selanjutnya, kunjungan Komisi I diterima langsung oleh Kepala Seksi (Kasi) Binadik dan Giat JA, Alex Eko Santosa. Dalam kunjungan silaturahmi ini, Komisi I juga menerima aspirasi dari para petugas.
Antara lain adalah petugas menginginkan adanya dokter atau tenaga medis yang khusus ditempatkan di Lapas Indramayu. Serta kekurangannya fasilitas kesehatan dan kendaraan darurat (ambulance) untuk mengantarkan tahanan yang sakit.
“Kami ingin adanya tenaga medis yang menetap atau bertugas di lapas, dan peralatan medis dan ambulance yang ada di Lapas Kelas IIB ini tidak dapat berfungsi,” ucap Alex dilansir dari Media Parlemen, Rabu (3/11/2021).
Selepas menerima aspirasi, Anggota Komisi I menyempatkan diri untuk melihat dan meninjau kondisi Lapas IIB. Mulai dari poliklinik lapas, hingga kondisi lapas pria dan wanita, serta dapur umum yang ada di lokasi.
Pada saat peninjauan, didapati bahwa terjadi overload baik di lapas pria maupun wanita. Dikatakan bahwa jumlah tahanan yang menempati lapas berjumlah 573 orang, dengan kapasitas lapas hanya mampu menampung 382 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 21 orang tahanan wanita, dan 552 tahanan pria.
Secara keseluruhan tahanan tersebut masih didominasi oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Faktor kurangnya kesadaran hukum dan faktor ekonomi yang rendah di kalangan masyarakat Indramayu, menjadi faktor meningkatnya jumlah tahanan di Lapas Kelas IIB Indramayu.
Liyana Listia Dewi Ketua Komisi I saat dikonfirmasi Demokratis, Senin (8/11/2021), menganggap secara keseluruhan kondisi Lapas Kelas IIB Indramayu ini masih banyak yang harus dibenahi. Terlebih dengan ditemukan kondisi lapas yang melebihi kapasitas, dan keluhan terkait kurangnya peralatan dan tenaga medis yang ada di Lapas IIB Indramayu.
“Setelah saya melakukan kunjungan lapangan, melihat secara langsung kondisi lapas. Lapas Indramayu harus memperbaiki fasilitas yang ada di dalam lapas. Terutama ketersediaan sarana kesehatan, dan mengatasi kelebihan kapasitas di dalam lapas. Walau bagaimanapun mereka masyarakat Indramayu juga, yang berhak mendapatkan sarana kesehatan yang memadai,” tutup Liyana. (RT/MP)