Belitung, Demokratis
Sudah sepekan tim Bea Cukai Tanjungpandan bersama tim Bea Cukai Sumatera Bagian Timur dan Riau belum dapat memberikan keterangan lengkap apa dan siapa pemilik ekspedisi dan nama kapal kayu pengangkut minuman beralkohol (minol) ilegal tersebut, apalagi pemiliknya?
Sepertinya Bea Cukai harus berkoalisi dengan pihak terkait lainnya agar lebih serius, transparan dan akuntabel mengungkap sindikat yang bermain di balik bisnis minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA) itu, apakah mafia itu bekerja di dalam regulasi atau mungkin di luar regulasi Bea Cukai?
Ketika konferensi pers pada Jumat, 12 November 2021 lalu, Kepala Bea Cukai Tanjungpandan Jerry Kurniawan mengatakan, minol ilegal itu diangkut dengan kapal motor jenis kapal kayu dan pihaknya menemukan minol tersebut di salah satu halaman ekspedisi, namun anehnya lagi tidak diketahui apa dan siapa pemilik kapal dan ekspedisi tersebut.
Beragam komen via WA kepada media Demokratis mengenai kasus minol itu, hingga mendukung awak media ikut membongkar sindikat di balik kasus minol ilegal yang merugikan negara melebihi 16 miliar rupiah tersebut.
“Di peti kemas itu mestinya ada merk atau logo perusahaan pemiliknya atau perusahaan ekspedisinya, sekarang coba kawan-kawan media cari tahu apa namanya,” kata Bang Aji (nama samaran) memberikan komentarnya.
Menurut Bang Aji, tidak mungkin ekspedisi maupun kapal kayu itu tidak punya nama dan pemiliknya. “Selain itu, minol tersebut juga tentunya tidak bisa jalan sendiri dan pasti ada pemiliknya,” tambahnya.
Kemudian ada juga yang komentar tidak kalah pedasnya. Sebut saja Bang Bob, mengatakan bahwa berita minol ilegal yang viral di medsos itu, penyidik harus mampu mengungkap secepatnya dan tuntas sampai ke akar-akarnya.
“Kenapa Bea Cukai hanya menemukan ribuan minol itu di darat dan bukan di laut? Hal itu menjadi tanda tanya besar bagi kita semua, ada apa dengan semua permainan ini. Tolong ungkap sampai ke akar-akarnya!” tegasnya dengan nada marah.
Ia juga berpesan agar awak media serius melakukan investigasi serta menginformasikan berita ke publik, agar dapat membongkar sindikat minol ilegal tersebut.
“Sampaikan sama rekan-rekan media, jangan sampai kecolongan mencari sumber informasi akurat, percayalah pemiliknya tidak jauh di sekitar kita,” tutupnya. (JN)