Pilihan Raya di Melaka Barisan Nasional (BN) menang telak. Itulah hasil undi yang diumumkan 20 November 2021 dalam pemilihan Dewan Undangan Negeri (DUN) Melaka. Negeri kelahiran Hang Tuah ini menjadi simbol kemenangan partai berbasis Melayu yang masa sebelumnya kelihatan redup. Kini terjawab sudah BN gabungan dari beberapa partai, menunjukkan kelasnya.
Sebanyak 21 kursi diperoleh BN dari 28 kursi yang diperebutkan antara dua jurus koalisi. Yaitu Barisan Nasional di bawah Ismail Sabri Yakoob kini sebagai Perdana Menteri dan Pakatan Harapan partai koalisi pembangkang di bawah pimpinan Anwar Ibrahim. Kedua tokoh telah mencoba menawarkan program kepada rakyat pemilih secara maksimal dalam masa kompanye selama 12 hari. Dari 8 sampai 20 November 2021.
“Kerja sama yang bagus antara BN,” kata seorang warga Kuala Lumpur dalam pesan singkat pada penulis.
Sikap simpati pada Ismail Sabri Yakoob yang membawa angin segar atas kemenangan pilihan raya negara bagian Melaka ini nampaknya dengan serta merta menjadi era UMNO akan bermula kembali. Ini menepis citra buruk selama ini yang menerpa UMNO sebagai partai yang terpapar rasuah, penuh ketidakadilan dan kurang orientasi rakyat akar rumput. Ternyata hal itu tidak masalah, hanya tinggal menjadi isu saja, realitas rakyat masih menginginkan BN menjadi penyambung aspirasi mereka.
Sekali lagi kenyataan ini poin penting bagi Ismail Sabri Yakoob. Artinya sebagai langkah awal meniti sukses kelak di pilihan raya nasional mencapai kursi PM selanjutnya. Tentu saja jika realitas ini berlaku sama dengan keadaan yang berlangsung sekarang di Melaka.
Tetapi realitas dari Melaka mungkin saja berbeda dengan negara bagian lain Malaysia. Sejatinya Pilihan Raya Umum (PRU) akan dilaksanakan tahun depan.
“Happy dan gusar juga ibarat telur di ujung tanduk,” kata Aminuddin teman saya dari Putra Jaya Malaysia.
Dia menambahkan, Melaka adalah hanya sebagian saja dari gambaran politik Malaysia. Bagi pihak koalisi pembangkang tentu pukulan yang cukup berat. Hanya mampu meperoleh tujuh kursi yang lima kursi menjadi miliknya Partai Keadilan Rakyat partainya Anwar Ibrahim dan sisanya dari DAP (Democratic Action Party) dari partai etnis Cina dan satu lagi dari Partai Amanah.
Dengan hasil pilihan raya tingkat negara bagian Melaka sekarang ini, maka kendali Kerajaan akan berada di bawah BN yaitu yang amat berbahagia Sulaiman Md Ali untuk selama lima tahun kedepan. Beralih dari Adli Zahari dari Pakatan Harapan yang memimipin Kerajaan Melaka sebelumnya.
Secara umum Pilihan Raya Melaka sudah selesai dengan memasuki era baru. Memang sebelumnya terjadi “gelombang panas politik” mosi tidak percaya kepada Ali Rustam dari Pakatan Harapan, Kerajaan Melaka jatuh, lantas diadakan pilihan raya 20 Desember 2021 lalu hasilnya yaitu dengan tampilnya Sulaiman Md Ali.
Bola panas politik antara BN dan PKH tidak tangung-tangung. Kampanye saling merendahkan dari dua kubu terjadi. PKH melontarkan “isu rasuah” terhadap pemimpin BN yang notabene adalah orang UMNO. Yang disambut dengan isu “ambisius” terhadap pimpinan PKH utamanya Anwar Ibrahim.
Sejauh ini bola panas ini akan terhenti sementara. Masing-masing kelompok mengevaluasi penampilannya untuk dimaksimalkan. Duel ketat akan terjadi lagi pada PRU yang dijadualkan awal tahun depan.
Akhirnya kita mencatat dua hal. Yaitu PRU dengan isu rasuah BN dan isu ambisius untuk PH.
Gelombang itulah sepertinya akan berlangsung nanti. Sejauh ini hanya ada dua jurus belum ada yang lain.
Tokoh BN seperti Najib Razak, Zahid Hamidi dan Ismail Sabri Yakoob menutupi kelemahannya dengan menampilkan kaum muda yang dipromosikan pemimpin masa depan. Sementara PH memang dengan kemantapan ideologinya di bawah Anwar Ibrahim belum ada tandingannya. Mengingat Anwar sejatinya tokoh Malaysia yang ulet berpengalaman saat ini yang masih kokoh. Wallahu a’lam bishawab.
Jakarta, 21 November 2021
*) Masud HMN adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com