PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) mengakui dampak relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) berbasis emisi dapat mengerek penjualan sedan di pasaran. Karena, dengan kebijakan tersebut, harga sedan Mercedes-Benz bisa bersaing dengan produk lain di pasaran.
Deputy Director Sales Operations Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MDBI), Kariyanto Hardjosoemarto mengungkapkan rata-rata mesin mobil sedan asal Jerman itu beremisi rendah. Seperti, tipe sedan AMG A 354 misalnya, hanya memproduksi emisi karbondioksida (CO2) sebesar 175 gram per km. Kemudian, sedan AMG E 300 sebesar 159 gram per km.
“Untuk sedan mungkin akan dirasakan dampak PPnBM-nya harganya bisa turun karena emisi gas buangnya rendah,” kata Kariyanto di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Namun, secara keseluruhan penjualan MBDI tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, angka kasus positif Covid-19 mulai menurun. Ini menjadi momentum bagi kelas menengah atas untuk kembali membelanjakan uangnya.
MDBI sendiri melakukan terobosan dengan meluncurkan 10 produk baru di tahun ini. Banyaknya produk baru dikeluarkan lantaran Mercedes melakukan penundaan di awal terjadinya pandemi. Oleh karena itu, di masa pandemi ini pihaknya juga tetap menjaga kedekatan dengan para konsumen, termasuk juga memberi layanan purnajual terbaik bagi pemilik mobil Mercedes-Benz di Tanah Air.
“Kami berharap tetap sampai akhir tahun bisa double digit ya. Oktober kan udah growth 29 persen, tentu kami berharap sampai akhir tahun ya bertahan pada kisaran angka segitu, bahkan bisa lebih lagi lah, kalau memungkinkan,” jelasnya.
Diketaui, kehadiran 10 model terbaru Mercedes-Benz diklaim sebagai salah satu cara untuk mengundang minat masyarakat untuk membeli mobil baru. Karena, di tahun ini pasar mobil nasional sudah memasuki masa recovery.
Strategi MBDI untuk menghadirkan produk baru ini merupakan strategi utama Mercedes-Benz untuk tetap bertahan atau survive dalam mencapai target di tengah kondisi pandemi.
“Itu yang kami lihat bahwa orang sebenarnya daya belinya masih ada dan hanya menunda pembelian, tetapi begitu ada produk baru yang mereka suka sebenarnya masih bisa beli sehingga itulah kenapa kami trigger dengan meluncurkan 10 produk,” ungkapnya.
Kariyanto mengaku kehadiran 10 model baru mobil Mercedes-Benz ini mendapatkan sambutan yang cukup baik dari masyarakat. Bahkan hingga periode Oktober 2021, Mercedes-Benz sukses mencatatkan penjualan mobil sebesar 29 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu.
“Pertumbuhan sebesar 29 persen di tengah situasi recovery ini merupakan sesuatu yang sangat positif dan itu kami melihatnya, khususnya Mercedes. Salah satu alasan mengapa pertumbuhan itu bisa tercapai adalah karena kami meluncurkan produk baru,” pungkasnya. (Rio)