Chelsea menjadi bukti bahwa lolos ke fase knockout Liga Champions tidak melulu berlumuran sukacita. Seiring ditahan seri 3-3 oleh tuan rumah Zenit Saint Petersburg kemarin (9/12), Chelsea hanya finis runner-up di grup H.
Juara bertahan Liga Champions itu harus merelakan Juventus sebagai juara grup.
Konsekuensinya, Chelsea berpotensi menghadapi laga sulit pada babak 16 besar. Ada empat kandidat lawan The Blues dan tiga di antaranya tricky.
Yaitu, Bayern Muenchen, Real Madrid, dan AFC Ajax. Satu kandidat lagi adalah juara Ligue 1 musim lalu, Lille OSC.
Sementara itu, Manchester City, Liverpool FC, dan Manchester United tidak akan bertemu Chelsea dalam undian 16 besar yang dilakukan di Nyon pada Senin (13/12) pekan depan.
Itu mengacu aturan UEFA bahwa tim dari satu liga domestik tidak akan berhadapan sebelum perempat final.
Bayern dan Ajax adalah dua di antara tiga tim yang finis sempurna selama fase grup (satu lagi adalah Liverpool FC).
Bayern sekaligus tim paling produktif (22 gol), sedangkan Ajax memiliki striker Sebastien Haller sebagai pemain paling haus gol (9 gol).
Real tak kalah tricky bagi Chelsea. Sejak ditangani kembali oleh Carlo Ancelotti, Los Merengues menjalani musim bagus, baik di La Liga maupun Liga Champions.
”Chelsea menyulitkan diri sendiri (dengan finis sebagai runner-up grup Liga Champions, Red),” kata mantan bek kiri Chelsea Scott Minto sebagai pandit dalam BBC Radio 5 Live.
”Standar permainan mereka juga menurun dalam empat laga terakhir,” imbuhnya.
Empat laga terakhir yang dimaksud Minto selain melawan Zenit adalah tiga matchday di Premier League.
Masing-masing seri 1-1 melawan Manchester United di Stamford Bridge (29/11), menang susah payah 2-1 di kandang Watford FC (2/12), lalu keok 2-3 di kandang West Ham United (4/12). Kekalahan oleh West Ham membuat Cesar Azpilicueta dkk kehilangan posisi sebagai pemuncak klasemen Premier League.
”Kami kebobolan enam gol dalam dua pertandingan terakhir. Yang paling menyebalkan ketika hal itu terjadi adalah kami dalam posisi unggul,” keluh Thomas Tuchel, tactician Chelsea, seperti dilansir Football London.
Hanya, Tuchel mungkin diuntungkan lantaran fase knockout tidak dimainkan dalam waktu dekat. Babak 16 besar baru dihelat pada Februari tahun depan.
Artinya, masih ada rentang waktu dua bulan bagi Tuchel mengembalikan Chelsea ke performa terbaik mereka.
Di sisi lain, mengacu statistik Liga Champions dalam lima musim terakhir, tim yang hanya finis runner-up di fase grup tidak selalu sial di sisa kompetisi.
Malah tiga di antaranya berakhir sebagai pemenang Si Kuping Lebar. Yakni, Liverpool FC pada 2018–2019, lalu Real dalam dua musim beruntun (2016–2017 dan 2017–2018). (Rio)