Jakarta, Demokratis
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya melakukan evaluasi guna menghilangkan stigma di masyarakat dengan munculnya fenomena di media sosial (medsos) yang kerap mengangkat pelanggaran yang dilakukan personel kepolisian.
Sigit menyoroti sejumlah fenomena di medsos dengan munculnya tanda pagar (tagar/#) #PercumaLaporPolisi, kemudian tagar #1Hari1Oknum, dan terbaru #NoViralNoJustice.
“Ini waktunya kita berbenah untuk melakukan hal yang lebih baik. Bagaimana kita melihat perkembangan medsos terkait peristiwa yang di-upload. Ini menjadi tugas kita semua,” kata Sigit saat memberikan arahan dalam “Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi (Rakor Anev) Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri” di Yogyakarta, Jumat (17/12/2021).
Terkait tagar #NoViralNoJustice, Sigit menyebutkan masyarakat membuat perbandingan dengan kasus yang dimulai dengan diviralkan dibandingkan dengan kasus yang dimulai dengan laporan dalam kondisi biasa.
Masyarakat, lanjut Sigit, melihat bahwa kasus yang diviralkan cenderung selesai dengan cepat. Bahkan memunculkan tagar #ViralForJustice.
“Fenomena ini harus dievaluasi, kenapa terjadi. Kemudian sudah melekat di masyarakat harus viral, kalau tidak viral prosesnya tidak akan berjalan dengan baik,” kata Sigit.
Kapolri menekankan jajaran Polri harus menerima semua persepsi yang muncul di masyarakat. Ini bagian dari evaluasi dan kritik untuk Polri.
Dengan adanya kritikan masyarakat, kata Sigit, maka jajaran Polri harus memperbaiki diri, berbenah melakukan hal yang lebih baik lagi, dan memenuhi harapan masyarakat.
Di satu sisi, ungkap Sigit, kehadiran Polri dalam operasi kemanusiaan diapresiasi oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan harapan dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri yang melayani dan mengayomi masih ada.
“Ini menjadi bagian tugas jajaran untuk mengevaluasi, di sisi mana yang masih kurang terkait perjalanan organisasi Polri, baik secara perilaku individu sehingga kemudian diperbaiki,” kata Sigit.
Sigit menambahkan Polri bisa menjadi baik manakala peran dari Itwasum dimaksimalkan di setiap lini sehingga seluruh kegiatan organisasi Polri berjalan di rel yang benar sesuai tujuan organisasi.
“Evaluasi menjadi bagian dari Polri yang tidak antikritik terhadap masukan dari masyarakat,” katanya.
Personel Polri saat ini, papar dia, harus mampu keluar dari zona nyaman untuk mewujudkan harapan masyarakat sebagai Polri yang dicintai dan diharapkan masyarakat.
“Pilihannya hanya satu, yakni harus keluar dari zona nyaman sehingga organisasi kita bisa menjadi organisasi modern,” kata Sigit. (Dasuki)