Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

People Power

Oleh DR Mas ud HMN*)

Adanya gambar Amin Rais memegang dan mengangkat buku berjudul: Jokowi People Power di tangannya baru-baru ini sudah tersebar amat luas media sosial. Saya termasuk yang terkesima menikmati foto tersebut dengan bukunya yang multi color. Karena apa? Ini ceritanya.

Terkesima bukan karena full color-nya warna buku. Meski yang menjadi interest basic-nya melainkan oleh karena di situ ada tokoh Reformasi dua puluh tahun yang lalu. Ada gerangan apa beliau mengacungkan buku tersebut. Apa pertanda segera akan terjadi dengan people power di bumi nusantara ini. Lalu dengan tampilan semua khalayak — yang setidaknya yang masih prihatin dengan kekuasan yang sekarang—pesan khusus apa yang terkandung di dalamnya.

Amin Rais singkat saja mengatakan bahwa hubungan konsep people power sebagai sharing di antara kekuatan demokrasi.

Ini seolah-olah mengisyaratkan pesan kepada semua perangkat demokrasi agar waspadalah Anda. Perjuangan demokrasi belum selesai.

Terhadap masalahnya, saya sendiri tidak tahu yang pasti adalah waktu atau masa depan. Apa fungsi people power dalam sejarah Indonesia modern.

Merujuk pada MC Adam dkk mendefinisikan formula people power sebagai proses dinamika yang meledak kemudian mengidentikkan dengan pesta rakyat.

Ekpose formula Adam dkk mencerminkan people power di Filipina dan Thailand.

Rigna (1998), dosen saya waktu saya mengambil Doctoral Degree di Technological University of Philiphine Manila, mengatakan bahwa people power adalah kekuatan rakyat melawan pemerintahnya.

Alasan perlawanan menurut dia adalah pelaksanaan kekuasan yang tidak benar oleh pemerintah yang ditentang rakyatnya. Namun pemerintah tidak mau menerima pendapat rakyat tersebut.

Dengan pemaparan people power di atas, penulis berpendapat itu merupakan hal sah-sah saja bahkan ini jalan terobosan mana kala demokrasi tak fungsional dengan peranannya. Hal itu bisa dilanjutkan sebagai berikut:

Pertama, fungsi pemerintah tidak mengejewantahkan kepentingan rakyat.

Kedua, partai politik kehilangan arah fundamental fungsinya.

Kedua, faktor di atas dapat memunculkam fungsi gerakan people power. Inilah yang membuat  people power menjadi niscaya di Indonesia.

Akhirnya kita menghormati Amin Rais yang telah menyadarkan bangsa ini agar tidak menyalahkan gerakan people power. Karena maksud inti gerakan people power adalah gerakan demokrasi untuk kemakmuran rakyat.

Wallahu a’lam bissawab.

Jakarta, 24 November 2019

*) DR Mas ud adalah pengajar di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles