Kerinduan akan prestasi klub kebanggaan Kabupaten Indramayu kembali mengemuka. Kali ini masyarakat Indramayu dibuat bungah dengan pencapaian klub kebanggaannya setelah mengalahkan Persikas di partai final lewat adu pinalti dan berhasil naik level ke seri 1 liga 3 zona Jawa Barat. Penantian selama ini terbayar tuntas dengan kerja keras tim dan buah dari pengelolaan klub yang sudah mengarah ke profesionalitas setelah bertahun-tahun klub tersebut nyaman berada di zona liga 3 seri 2.
Penulis saat ini sedang dirundung bahagia setelah mendengar kabar atas lolosnya Persindra naik ke seri 1 liga 3 zona Jawa Barat. Dua tahun lebih saya giat dalam mengkritisi klub tersebut lewat tulisan-tulisan di artikel, celotehan di sosial media dan tentunya aksi di lapangan dengan membuat diskusi-diskusi kecil membahas sepakbola daerah maupun bertemu langsung manajemen soal nasib Persindra di masa depan. Hal ini semata-mata sebagai bentuk kepedulian terhadap klub tersebut untuk segera bangkit dan berkembang dari segi manajemen klub agar bisa dikelola secara profesional.
Sudah saatnya kita mem-Persindra-kan masyarakat Kabupaten Indramayu dimulai dari sekarang. Tetapi, untuk menyelesaikan misi itu harus juga diimbangi dengan sebuah prestasi yang membanggakan dan butuh dukungan besar dari berbagai pihak untuk mendapatkan atensi publik yang lebih banyak lagi. Karena Persindra sendiri bukan hanya dicintai oleh suporter Persindra-nya saja, lebih dari itu kita sebagai masyarakat harus bisa mencintai dan punya rasa memiliki terhadap klub yang berjuluk Laskar Wiralodra tersebut.
Tetapi, itu semua hanyalah opini pribadi penulis yang sudut pandang penulis dan pembaca belum tentu sama. Meminjam istilah dari Zen RS dalam bukunya Simulakra Sepakbola (2016), ”Sepakbola adalah sebuah peristiwa-tak-terpermanai”. Dan pada akhirnya diketahui bahwa untuk menikmati sepakbola sebagai peristiwa yang tak terpermanai adalah dengan datang langsung ke stadion mendukung klub lokal sesuai dengan kampanye beberapa penikmat sepakbola, “Support Your Local Club” bukan dengan membanggakan klub asing yang tidak pernah ditonton langsung atau dengan kata lain cinta yang fana. Pada akhirnya saya meminjam istilah untuk kedua kalinya dalam bahasa daerah, “Bagus blesak dulur ira”. Artinya, meskipun Persindra sendiri masih berada di kasta terendah dan belum sebesar klub-klub liga 1 maupun liga 2, kita sebagai masyarakat Indramayu harus bisa menerima dan beri dukungan penuh terhadap klub tersebut. ***
Penulis adalah seorang Bobotoh Persib asal Jatibarang dan pemerhati sepakbola daerah.