Tapteng, Demokratis
Diduga karena stiker Poda Nauli, Nazla Dara Septia Panjaitan (18) tak lagi merima beasiswa dari Pemkab Tapanuli Tengah (Tapteng) tahun 2022. Hal itu dikuatkan Nazla dan orang tuanya disuruh menanada tangani surat pengunduran diri sebagai penerima beasiswa yang sengaja dibawa pihak Pemerintah Kecamatan saat mendatangi rumah orang tua Nazla di Lingkungan IV Sibuluan Nalambok, Kecamatan Sarudik, Tapteng.
Insiden yang lumayan memalukan itu terjadi dua hari berturut-turut, yakni Selasa (1/2/2022) sore, dan Rabu (2/2/2022) sore. Dengan mobil dinas dan sepeda motor, pihak Pemerintah Kecamatan Sarudik bertanya apakah Nazla dapat beasiswa. Mereka mengaku datang atas perintah Bupati, akibat pengaduan Hambali Nasution.
“Hambali Nasution itu ketua komite MIN Sibuluan, dan kata mereka, sudah ribut dan mengamuk pak bupati. Tapi anehnya mereka minta tolong jangan direkam,” ujar Nur Mega Hutabarat (43), ibu kandung Nazla Dara Septia, Sabtu (5/2/2022).
Mega menyebut beberapa tuduhan dari pelapor Hambali yang dianggap sebagai fitnah, selain dari persoalan stiker Poda Nauli, Hambali juga melaporkan Nazla tidak layak menerima beasiswa, karena orang tua Nazla memiliki mobil mewah Pajero 2 unit, Innova 1 unit, perhiasan banyak, ada spanduk Poda Nauli.
“Itu semua fitnah. Pihak kecamatan juga menyuruh mencabut stiker Poda Nauli di steleng jualan kami,” imbuh Mega.
“Kami yakin ada dua hal pemicunya, kalau tidak masalah politik 2024, mungkin masalah sentimen pribadi Hambali, tapi apa hubungannya sama beasiswa anak saya, kok dicampur aduk gitu,” sambungnya.
Kendati demikian, ucap Mega, pihak kecamatan masih memberikan secerca harapan untuk memperjuangkan Nazla mendapatkan beasiswa tersebut.
“Realitanya, mereka malah membawa konsep surat pengunduran diri Nazla sebagai penerima beasiswa. Mungkin karena terburu-buru, sampai tanggal lahir anak saya salah, disuruh pula tanda tangan, juga hadir dari pihak Kesra Tapteng,” ucap Mega.
“Suami saya sudah emosi, karena harga dirinya diinjak-injak, surat itupun akhirnya ditanda tangani. Saya juga bilang sama mereka, anak saya tanggung itu 6 orang, semua proses pendidikan, apalagi di situasi pandemi ini, usaha juga macet,” lanjutnya.
Sempat terjadi debat singkat, antara pihak keluarga dan pihak Kesra Tapteng, soal mekanisme kelayakan mendapat beasiswa bagi mahasiswa. Pengakuan dari pihak Kesra kalau Nazla layak untuk menerima beasiswa.
“Gara-gara laporan dari Hambali, sehingga proses ini dijalankan,” ungkap Raju Hutagalung, abang sepupu Nazla.
Di tempat yang sama, Nazla Panjaitan mengaku, tindakan pemerintah itu sudah tidak adil dan tidak berdasar. Karena sebelumnya, kata Nazla, sudah dinyatakan pemerintah layak mendapat beasiswa, dibuktikan dengan pencairan awal semester yang telah diterimanya sebesar Rp6 juta, bersumber dari APBD.
“Pencairannya melalui ATM bank oleh pihak Pemkab Tapteng untuk semester 1. Mungkin untuk pencairan kedua pada bulan Juni mendatang,” kata Nazla, yang kini masih kuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan. (UNH)