Jakarta, Demokratis
Pandemi Covid-19 yang sebentar lagi akan genap dua tahun sejak terdeteksi awal Maret 2020 sangat berdampak terhadap sejumlah sektor, tidak hanya kesehatan tapi juga pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu, transportasi adalah salah satu yang juga ikut terkena imbasnya.
Front Transportasi Jakarta (Frontjak) adalah wadah para pengemudi yang beranggotakan mayoritas pengemudi taksi meter konvesonal dan mobil carter yang selama ini beroperasi sebagai angkutan massal di Stasiun Gambir Jakarta sangat terpukul dengan adanya pandemi Covid-19 karena pemerintah kembali menerapkan PPKM Level 3.
Salah satu anggota Frontjak yang ditemui oleh Demokratis, Selasa (22/2/2022), mengungkapkan bahwa saat ini mereka para pengemudi merasa sangat kesulitan untuk mencari nafkah dan ditambah lagi selama pandemi ini mereka belum pernah memperoleh bantuan sosial dari pemerintah.
“Kami dalam situasi pandemi ini tidak pernah mendapatkan apa yang namanya itu bantuan sosial dan aspirasi kami ini pak tolong disampaikan kepada pihak yang berwenang karena kami sangat sulit sekali mendapatkan penghasilan,” ujarnya.
Menurutnya, keberadaan mereka di Stasiun Gambir ini dilindungi oleh legalitas yang resmi yang mempunyai struktur pengurus yang sah tapi selama pandemi ini mereka sudah tidak pernah lagi diperhatikan oleh ketua mereka.
“Karena beliau sudah membuat suatu giat di wisma karantina Pademangan sehingga kami tidak pernah lagi diperhatikan dan datang ke Stasiun Gambir,” katanya.
Dirinya pun menyayangkan keberadaan Frontjak sudah tidak solid lagi karena hanya mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan organisasi. “Sehingga kami bagaikan anak ayam yang kehilangan induk,” katanya.
Meskipun hal tersebut pernah disampaikan kepada para pengurus Frontjak namun tidak ada tindak lanjutnya.
“Dalam hal ini kami sebagai anggota sudah mengutarakan ini ke anggota pengurus lain tapi sampai saat ini kami hanya disuruh sebatas menunggu,” pungkasnya. (Januari Berutu)