Slawi, Demokratis
Sejumlah masyarakat mengeluh dan resah dengan mahalnya biaya pembuatan akte tanah di Desa Tarub, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Tak tanggung-tanggung warga dimintai biaya senilai Rp1.500.000 sampai dengan Rp1.800.000.
Namun sayang, warga yang sudah rela membayar mahal-malah mekipun tanpa regulasi yang jelas tapi akte tanah yang ditunggu-tunggu tak kunjung selesai serta tidak diketahui prosesnya sudah sejauhmana.
Informasi yang diterima dari seorang sumber Demokratis menyebutkan, pada tahun 2021 lalu, dirinya hendak mengurus akte tanahnya ke Pemerintah Desa Tarub dengan menyerahkan sejumlah uang.
”Warga sudah memberikan uang kepada aparat desa dengan modal kepercayaan, agar akte tanahnya bisa jadi. Namun ternyata hingga saat ini tahun 2022, akte yang dijanjikan belum juga selesai,” keluh sumber saat ditemui di kediamannya, baru-baru ini.
Sementara itu, Kepala Desa Tarub, Iwan, saat ditemui sejumlah wartawan untuk dikonfirmasi tidak pernah ada di kantornya. Bahkan wartawan pernah menyambangi kantor Pemerintah Desa Tarub sebanyak tiga kali, tapi konfirmasi selalu gagal karena kepala desanya tidak tahu di mana rimbanya.
Sementara Sekretaris Desa Tarub yang biasa dipanggil dengan sebutan Urip saat ditanya di mana keberadaan kepala desa, malah melontarkan kata-kata yang tidak santun. “Silahkan saja Anda wartawan semuanya menulis berita, biar terkenal!” katanya dengan nada sombong.
Hal itu pun membuat sejumlah wartawan menerka-nerka, apakah Sekretaris Desa Tarub memiliki gangguan kejiwaan atau memang sengaja menyembunyikan keberaadan atasannya karena diduga ikut menikmati uang pembuatan akte tanah yang harganya gila-gilaan.
Di tempat terpisah, mantan ketua RW yang disebut-sebut sebagai perantara penerima uang pembuatan akte tanah ketika ditemui di kediamannya mengakui telah menarik uang warga senilai Rp1.500.000 per bidang tanah. “Dan hal ini sudah ada persetujuan pak kepala desa,” ungkapnya.
Akhirnya, sejumlah wartawan dan Kepala Desa Tarub Iwan pun membuat kesepakatan untuk bertemu di balai desa, untuk melakukan klarifikasi. Namun sayang, pertemuan yang belum sampai 10 menit, tiba-tiba Kepala Desa Tarub langsung mengamuk dan menggebrak meja serta menunjuk-nunjuk wartawan seperti orang kerasukan setan.
“Mana data-datanya? Dari mana (sumber) kalian dapat biaya akte tersebut!” katanya marah-marah. (JP)