Jakarta, Demokratis
Wakil Menteri Agama Zainut Tahid Sa’adi, meminta peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam menyongsong era society 5.0 terus ditingkatkan. Sebab, tantangan sosial akan semakin kompleks seiring bergantinya zaman.
Menurutnya, society 5.0 ditandai antara lain dengan kehidupan masyarakat yang sangat dinamis dan kompetitif. Kampus PTKIN harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, tanpa menghilangkan karakter humanis, religius, dan nasionalis.
“Tujuan kampus bukanlah untuk menyiapkan manusia-manusia yang hanya dapat mengandalkan ijazah untuk melanjutkan kehidupannya. Mahasiswa harus dilatih hingga tahu cara mengandalkan ilmu yang diperoleh untuk melanjutkan hidup,” kata Zainut kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).
“Itulah yang menjadi ciri universitas generasi ketiga, ketika pendidikan tidak hanya berorientasi sekadar serah terima ijazah, melainkan terjalin koneksi keilmuan yang erat, lancar, dan saling melengkapi, antara dunia usaha dan dunia pendidikan,” sambungnya.
Zainut berharap PTKIN dapat beradaptasi agar tetap kompetitif dan berorientasi pada hasil. Pada era masyarakat kelima PTKIN perlu terus mempersempit jarak ketertinggalan, terutama di bidang sains dan teknologi.
“Aset yang kita miliki, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tak berwujud (intangible) perlu kita taksir nilainya, dan orang lain juga penting mengetahui nilai dan manfaatnya agar menghargai aset kita itu,” jelasnya.
Aset yang merupakan keunggulan bangsa adalah banyak dan beragamnya produk budaya dan kearifan lokal. Hal ini perlu dikelola agar dapat menjadi produk budaya yang bernilai tinggi, baik secara ekonomi maupun diplomasi.
“Pengelolaan kearifan lokal yang kita miliki agar dapat dinilai lebih oleh masyarakat multikultural adalah penting untuk dipahami oleh masyarakat kita sejak dunia pendidikan. Dalam dinamisnya kehadiran kita di gelanggang masyarakat kelima maka sangat mungkin kita tetap akan menjadi bagian dari para pemenang,” tandasnya. (Albert S)