Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pidato RAPBN 2020 Jokowi yang Terbaik di Depan DPR

Presiden Joko Widodo

Jakarta, Demokratis

Pidato Presiden Jokowi mengenai RUU tentang RAPBN 2020 beserta nota keuanganya di depan Sidang Paripurna DPR pada tanggal 16 Agustus 2019 yang dipimpin oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo.

Firman Soebagyo

Adalah orasi dan uraian yang terbaik Presiden Jokowi di tengah tertekannya pertumbuhan ekonomi dunia, tetapi Jokowi berhasil mencarikan solusi jalan keluar untuk me-recovery pertumbuhan ekonomi nasional agar lebih baik lagi pada tahun 2020.

Pendapat ini diutarakan Firman Soebagyo anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar seusai menghadiri Sidang Paripurna DPR dengan agenda penyampaian keterangan pemerintah atas RUU APBN 2020 di Gedung DPR Jakarta, Jumat (16/2019).

Pada awalnya, kata Firman, ia menduga justru sebaliknya. Bahwa pidato Presiden Jokowi akan terbebani dengan sangat berat oleh pendapatan negara akibat lemahnya pasar di dalam negeri. “Yang mengejutkan malah Jokowi berhasil membedah dan menguraikan kekuatan RAPBN 2020 secara komprehensif dan tuntas,” tegasnya.

Firman mengatakan, selama ini bebannya masih di sekitar regulasi dan masih kuatnya ego sektoral antar pejabat. “Sehingga kontra produktif dengan visi misi Jokowi yang lalu, yang awalnya mencanangkan pertumbuhan 7 persen,” ujarnya.

Saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di pagi harinya, Jokowi menyatakan di depan anggota parlemen dan anggota DPD, kita harus berani memulai dari sekarang untuk melakukan lompatan kemajuan. Dan ia lah yang akan memimpin lompatan kemajuan bersama itu.

“Untuk itulah, mulai dari sekarang kita akan ekspansi tidak hanya bermain di pasar dalam negeri. Tapi produk-produk kita juga harus membanjiri pasar regional dan global,” paparnya.

“Dan ini semua hanya bisa terwujud, yang prosesnya akan dimulai dari sekarang ini juga,” tegas tukang kayu yang jadi Presiden yang kedua kalinya ini.

Di mana semua keberhasilan itu nanti letaknya bukan pada di tangan pemerintah saja.

“Dengan kata lain, Indonesia maju adalah bukan hanya karya dari presiden dan wakil presiden semata, tapi juga keberhasilan Indonesia oleh dan tokoh agama, budayawan, pendidik, buruh, pedagang, petani, nelayan, anak-anak kita semua sebagai bangsa, serta juga semua partai politik peserta Pemilu,” kata Jokowi.

Untuk diketahui, tambahnya, bahwa sekarang ini kita sedang berada di tengah dunia global yang terdisrupsi bahwa yang mapan bisa runtuh.

“Kuncinya adalah kita harus bersaing dan terbuka. Dan manusia yang berdaya saing tidak hanya harus pintar tapi juga harus sehat dan kuat,” bebernya.

Firman juga memuji politik anggaran Jokowi yang menerapkan anggaran ekspansif meski sumber pendapatannya defisit yang akan ditutup nantinya dari hutang.

Disamping itu Jokowi berani mengurangi impor BBM dengan diproduksinya B40 untuk mengurangi bahan bakar impor.

Serta diterapkannya stimulus investasi untuk hilirisasi CPO guna untuk memproduksi turunan olein dan bahan baku kosmetik.

“Agar supaya diproduksi di daerah setempat, sehingga tak lagi tergantung pada pengusaha asal  Jakarta yang biasa menyimpan devisanya diluar negeri,” ungkap Firman.

“Semua ini kuncinya berada di Bappenas dalam menyiapkan perencanaan pembangunan termasuk dalam  merevisi regulasi agar bisa menjawab dan bersinergi dengan visi misi Presiden  Jokowi,” katanya.

Begitu juga DPR diharapkan juga harus berubah. Rapat kerja dalam pengawasan anggaran bukan untuk mengadili tetapi untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi pemerintah.

“Sebaliknya juga, hasil temuan oleh DPR harus segera pula direspon oleh pemerintah untuk guna perbaikan bersama. Agar tidak membebani pos pos anggaran negara,” kata Firman.

Pemerintah menetapkan asumsi makro RAPBN 2020. Pertumbuhan dipatok 5,3 persen, inflasi dijaga 3,1 persen, nilai tukar Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat, suku bunga SPN 3 bulan pada tingkat 5,4 persen.

Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada pada harga US $ 65 per barel. Dengan  lifting gas dan bumi 734 ribu barel  dan 1,9 juta barel setara dengan minyak per hari.

Sedangkan defisit anggaran tahun 2020 ditetapkan sebesar 1,76 persen dari PDB atau sebasar Rp 307,2 triliun.

Dari total anggaran pendapatan dan hibah sebesar Rp 2.221. 5 triliun, pengeluaran belanja negara adalah sebesar Rp 2.528,8 triliun.

Adapun defisit anggaran 2020, kata Jokowi, akan dibiayai dari sumber pembiayaan yang aman dan akan dikelola secara hati-hati sehingga berkelanjutan.

Yang pemanfaatannya akan dipergunakan untuk kegiatan yang mendukung program pembangunan nasional, baik di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, infrastruktur maupun pertahanan dan keamanan.

“Yang akan dikelola melalui instrumen yang efisien dengan mempertimbangkan semua resiko serta pemanfaatan yang lebih produktif,” tegas Jokowi. (Erwin Kurai)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles