Konferensi Asia Afrika diperingati setiap tanggal 18 April. Konferensi ini dilaksanakan di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1955.
Konferensi Asia Afrika menumbuhkan semangat solidaritas di antara negara-negara Asia Afrika dalam menghadapi permasalahan regional dan global.
Latar Belakang
Setelah Perang Dunia II berakhir, beberapa masalah muncul di negara-negara Asia dan Afrika. Perang Dingin menjadi perang terbuka, seperti di Korea dan Indo-Cina.
Perlombaan pengembangan senjata nuklir pun meningkat sehingga menimbulkan ketakutan dunia akan terjadinya Perang Dunia III.
Meski saat itu terdapat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi permasalahan dunia, namun faktanya badan tersebut belum mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, negara-negara Asia Afrika mengadakan pertemuan internal yang melahirkan Konferensi Asia Afrika.
Sejarah
Dikutip dari laman resmi Museum Konferensi Asia-Afrika, sebelum Konferensi Asia Afrika berlangsung, pada 28 April hingga 2 Mei 1954, diadakan Konferensi Kolombo yang dihadiri negara Birma, Ceylon, India, Indonesia, dan Pakistan.
Konferensi Kolombo dilaksanakan untuk membicarakan berbagai masalah yang menjadi kepentingan bersama di Asia dan Afrika.
Dalam konferensi tersebut, Presiden Soekarno mendesak Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo, agar menyampaikan ide diadakannya pertemuan negara-negara yang lebih luas dalam Konferensi Asia Afrika.
Pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, para perdana menteri peserta Konferensi Kolombo mengadakan pertemuan di Bogor, dalam rangka membicarakan persiapan Konferensi Asia Afrika.
Dalam momen tersebut, Indonesia dipilih menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika. Kemudian, Konferensi Asia Afrika berlangsung di Bandung, pada Senin, 18 April 1955.
Konferensi Asia Afrika diikuti oleh 29 negara yakni Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, Myanmar, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Arab Saudi, Suriah, Yordania, Lebanon, Turki, Yaman, Mesir, Sudan, Ethiopia, Liberia, Libya, dan Ghana.
Hasil
Konferensi Asia Afrika menghasilkan 10 pernyataan politik yang disebut Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung memuat prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Berikut isi Dasasila Bandung:
- Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
- Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
- Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
- Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
- Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
- Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun.
- Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
- Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
- Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
- Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional. ***