Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Tradisi Halal Bi Halal

Simak penjelasan mengenai sejarah dari tradisi halal bi halal yang ada di masyarakat Indonesia sebagai budaya ketika merayakan lebaran, disertai dengan makna serta manfaat halal bi halal menurut Islam.

Ketika merayakan lebaran di Indonesia tentunya tidak akan asing dengan tradisi halal bi halal, di mana tradisi tersebut merupakan suatu acara yang umum dilaksanakan dengan tujuan menjalin silaturahmi.

Secara umum semua orang hanya mengetahui bahwa halal bi halal merupakan acara untuk bertemu teman, keluarga, maupun rekan kerja yang kemudian saling meminta maaf, oleh karena itu di bawah ini akan dijelaskan sejarah serta makna halal bi halal menurut Islam.

Sebelumnya di Indonesia halal bi halal sudah dikenal bahkan sebelum ditemukannya istilah ‘halal bi halal’ tersebut, karena di masa lalu istilah halal bi halal dikenal dengan sebutan sungkeman.

Sungkeman merupakan suatu tradisi di mana orang-orang akan saling meminta maaf dengan orang yang lebih tua, hal tersebut sudah menunjukkan bahwa tradisi halal bi halal sudah ada di Indonesia sebelum secara resmi disebut halal bi halal.

Awal mula adanya istilah halal bi halal adalah ketika kondisi politik di Indonesia masa Ir. Soekarno sedang memanas, para elit politik saling bertengkar sehingga tidak kondusif untuk berdiskusi dan pemberontakan terjadi di mana-mana di antaranya DI/TII dan PKI Madiun.

Kemudian ketika bertepatan dengan bulan Ramadhan, Ir Soekarno meminta saran terkait kondisi yang sedang terjadi ke K.H. Wahab Hasbullah.

Usul yang diberikan oleh K.H. Wahab Hasbullah adalah mengadakan acara silaturahmi karena saat itu merupakan waktu menjelang Idul Fitri, usulan tersebut ditanggapi oleh Ir. Soekarno akan tetapi beliau menginginkan istilah lain untuk menggantikan silaturahmi.

Oleh karena itu K.H. Wahab Hasbullah kemudian berkata “Itu masalah gampang. Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan.”

“Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahmi nanti kita pakai istilah halal bihalal.”

Atas saran yang diberikan Ir. Soekarno pun mengundang para tokoh politik negara untuk mengadakan halal bi halal, maka setelah itu semua tokoh politik bisa saling memaafkan dan kembali fokus membahas masa depan bangsa.

Secara Islam tradisi halal bi halal hanya ada di kalangan masyarakat Indonesia saja dan tidak ada pada zaman Rasulullah SAW maupun zaman setelahnya, karena tradisi halal bi halal atau sungkeman mulai muncul ketika Indonesia masih di zaman kerajaan

Kemudian istilah halal bi halal muncul ketika Ir. Soekarno sedang berdiskusi dengan K.H. Wahab Hasbullah, selain itu halal bi halal berasal dari bahasa (lafadz) Arab yang tidak berdasarkan tata bahasa Arab (ilmu nahwu).

Dari pandangan Agama Islam pelaksanaan tradisi halal bi halal bukanlah sesuatu yang menyebabkan keburukan, malah pelaksanaan tradisi ini akan memberikan manfaat bagi orang-orang yang melaksanakannya yaitu:

  1. Mempererat silaturahmi.
  2. Mengurangi dosa dengan meminta maaf dan memaafkan orang lain.
  3. Saling berbagi kebahagiaan.
  4. Mendapatkan pahala dari saling mendoakan satu sama lain.

Demikian penjelasan mengenai sejarah dari tradisi halal bi halal yang ada di masyarakat Indonesia sebagai budaya ketika merayakan lebaran, disertai dengan makna serta manfaat halal bi halal menurut Islam. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles