Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BKKBN Gelar Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak Tingkat Nasional di Alun-alun Subang

Subang, Demokratis

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional RI (BKKBN-RI) menggelar Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak tingkat Nasional dalam rangka penurunan Stunting, berlangsung di Alun alun Subang, (12/5/2022).

Apel diawali dengan kesenian Subang Tari Sisingaan yang menyambut para tamu VVIP, di antaranya Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko, Kapala BKKBN RI, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua TP PKK Jawa Barat Atalia Praratya Kamil, dan Deputi 3 Kemenko PMK RI.

Bupati Subang H. Ruhimat alias Kang Jimat didampingi Ketua TP PKK Hj. Yoyoh Sopiah Ruhimat dan Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi didampingi Wakil Ketua TP PKK Ega Agustine Rosyadi dan rombongan pejabat mengawali kegiatan dengan meninjau stand/booth pelaksanaan pendampingan, pemeriksaan kesehatan remaja/catin oleh TPK (Bidan) dan demontrasi pengisian ELSIMIL, Demontrasi pendampingan keluarga dan pengukuran perkembangan anak melalui KKA, Demonstrasi Poktan GenRe, Pelaksanaan pelayanan vaksin-Covid 19 bagi keluarga, dan Demonstrasi Dashboard Keluarga Berisiko Stunting yang dipandu oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wahidin.

Laporan pelaksanaan apel disampaikan Deputi Bidang Adpin BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, dirinya memaparkan saat ini telah 200.000 lebih tim pendamping keluarga yang siap mengatasi stunting di Indonesia. Dirinya menyatakan apel ini merupakan momentum ikhtiar dalam menanggulangi stunting agar dapat terlaksana dengan baik.

Bupati Subang yang akrab disapa Kang Jimat menyampaikan Subang punya 3 tipologi wilayah yaitu pegunungan, dataran dan lautan, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.594.903.

Dia memaparkan menurut data nasional, data stunting di Kabupaten Subang sebesar 12%, namun pada data sebenarnya sebesar 2%. Kang Jimat pun menyatakan dukungan kepada program dan kegiatan percepatan penurunan stunting, khususnya yang melibatkan tim pendamping keluarga.

Selanjutnya, Kang Jimat membacakan Komitmen TPPS Kab/Kota TPK Bergerak secara simbolis, dan mendampingi pembacaan Ikrar Bidan dan KUA.

Acara dilanjutkan dengan sambutan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dirinya menyampaikan Provinsi Jabar memiliki 50 juta penduduk, karenanya, dirinya merasa apel BKKBN ini sangat tepat dilaksanakan di Jawa Barat.

Kang Emil sapaan akrab Gubernur Jawa Barat pun mengapresiasi TNI Polri yang turut ikut membantu vaksinasi juga penekanan angka stunting. Namun demikian, Kang Emil juga mengemukakan hal tersebut menandakan masih terbatasnya fasilitas kesehatan di desa-desa di Indonesia.

Dirinya berharap, Indonesia bisa mencontoh Thailand untuk ketersediaan jumlah faskes yang memadai untuk para penduduknya.

“Perlu saya sampaikan efek dari stunting yaitu menghambat tumbuh kembang fisik dan otak, sehingga akan menyulitkan untuk menyerap ilmu dan mencari pekerjaan dan akan berdampak pada perekonomian negara,” tegas Kang Emil.

Acara dilanjutkan dengan Pembacaan Ikrar TPK oleh Kader KB, Bidan, dan Kader PKK, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo yang menyampaikan sistem pelayanan KB dan pencegahan stunting di level desa sangat penting.

“Saya berharap segala sarana dan prasarana pelayanan KB dan penekanan stunting dapat dipermudah, dan berharap tingkat stunting dapat segera diturunkan,” ujarnya.

Hasto pun mengapresiasi Bupati Subang yang memberikan fasilitas 253 sepeda motor kepada petugas Pos KB desa-desa di Subang, sebagai komitmen mendukung zero stunting di Indonesia.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kick off verifikasi dan validasi data keluarga beresiko stunting yang ditandai dengan penekanan tombol, dan penyerahan data, di mana data tersebut menjadi sasaran bagi tim pendamping keluarga nusantara untuk menurunkan angka stunting.

Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) DR. Moeldoko, S.IP dalam arahannya menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Jawa Barat, dan kepada Kang Jimat yang gigih memperjuangkan reforma agraria, tanah untuk rakyatnya.

Dirinya menyatakan target penekanan angka prevalensi stunting presiden pada 2024 yakni di bawah 14% harus tercapai, maka dari itu dirinya menyatakan pentingnya persiapan para ‘aktor’ yang berperan pada pengentasan stunting, di antaranya: Bidan, Penggerak PKK, dan kader KB.

Moeldoko mengapresiasi capaian penekanan angka stunting di Jawa Barat yang dapat menjadi percontohan untuk Provinsi, Kota / Kabupaten lainnya.

Agenda dilanjutkan oleh dialog secara virtual yang dipimpin oleh Deputi 3 kemenko PMK RI dengan 5 provinsi yaitu Sumatera Selatan, Kota Yogyakarta, Kota Ternate, Kab Aceh Tengah dan Kabupaten Lombok Barat dan dilanjutkan oleh dialog secara virtual.

Turut hadir dalam acara tersebut, jajaran Staf Kepresidenan RI, jajaran Kemenko PMK, jajaran BKKBN Pusat, BKKBN Perwakilan Jawa Barat, DP3AKB Jawa Barat, Forkopimda Jawa Barat, dan Forkopimda Kabupaten Subang. (Abh)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles