Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Capai Progres 83%, Bendungan Sadawarna Untuk Pengairan Irigasi Seluas 4.500 Hektare Ditargetkan Rampung Tahun 2022

Jakarta, Demokratis

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan bendungan di sejumlah daerah untuk mewujudkan ketahanan air dan ketahanan pangan nasional. Salah satu bendungan yang tengah diselesaikan adalah Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dengan progres konstruksi sudah 83% dan ditargetkan rampung pada tahun 2022.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata Menteri Basuki.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Kementerian PUPR Bastari mengatakan, Bendungan Sadawarna merupakan salah satu Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air. Bendungan ini mampu menampung 44,61 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 4.284 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.

“Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun,” ujar Bastari.

Bendungan Sadawarna juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 0,36 hingga 1 m3/detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang, serta memiliki potensi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW.

Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 Km mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat. Dengan luas genangan 670 hektar, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir di 3 kabupaten yang dilalui DAS Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26,90 m3/detik.

Bendungan Sadawarna dibangun sejak dimulainya kontrak pada November 2018 dan ditargetkan selesai Agustus 2022. Pembangunannya dilaksanakan  oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR dengan total biaya APBN sebesar Rp1,9 triliun.

Pembangunan Bendungan Sadawarna dikerjakan dalam dua paket. Paket I oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya – PT Daya Mulia Turangga – PT Barata Indonesia  dengan nilai kontrak sebesar Rp1 triliun. Sedangkan Paket II dikerjakan KSO PT. Nindya Karya – PT Adhi Karya senilai Rp907,6 miliar.

Bendungan Sadawarna merupakan salah satu dari tujuh bendungan di Jawa Barat yang dibangun pada periode Pemerintahan Presiden Jokowi.  Sejak 2015 diprogramkan sebanyak 61 bendungan akan dibangun sebagai Proyek Strategis Nasional.

Dua bendungan di Jawa Barat yang sudah selesai  dibangun, yakni Bendungan Jatigede di Subang dan Bendungan Kuningan. Sementara sebanyak lima bendungan di Jawa Barat yang masih penyelesaian pembangunan (on going), yakni Bendungan Sadawarna, Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi Bendungan Cipanas dan Bendungan Leuwikeris. (Reimon)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles