Minggu, November 24, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Media Sosial

Hari Media Sosial (medsos) diperingati setiap 10 Juni di Indonesia. Tahun ini adalah tahun keenam peringatan Hari Media Sosial yang pertama kali digagas pada 10 Juni 2015.

Hari Media Sosial dicetuskan oleh Handi Irawan, CEO Frontier Group dan juga penggagas Hari Pelanggan Nasional. Gagasan Hari Media Sosial muncul karena Handi Irawan melihat fenomena penggunaan media sosial di Indonesia.

Media sosial saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Banyak informasi baru setiap hari dapat dengan mudah diakses oleh setiap orang melalui media sosial.

Tidak hanya itu, media sosial juga sudah menjadi sesuatu yang dapat membantu para pelaku usaha. Namun, perlu diingat, media sosial juga bisa jadi tempat penyebaran hoaks, penggiringan opini yang salah, dan fitnah.

Sayangnya, hoaks dan fitnah banyak menyebar dan sering ditelan mentah-mentah oleh pengguna media sosial atau netizen (warganet). Etika penggunaan media sosial pun masih perlu ditingkatkan.

Tidak sedikit juga yang menyebarkan berita hoaks terkait Covid-19 ini. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika, ditemukan 554 informasi hoaks terkait Covid-19.

Informasi-informasi hoaks ini beredar di Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube. Sehingga, kita sebagai masyarakat harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar.

 

Mengapa Perlu Diperingati?

Esensi dari Hari Media Sosial adalah perilaku bijak dalam menggunakan media sosial, baik itu dalam membuat ataupun membagikan konten. Hari Media Sosial sendiri bertujuan mengedukasi para warganet di Indonesia.

Melalui Hari Media Sosial, netizen dan pelaku usaha kembali diingatkan untuk memanfaatkan media sosial secara positif.

Caranya, dengan membagikan berita-berita yang menginspirasi, memotivasi dan ajakan untuk membuat kehidupan jadi lebih baik kepada anggota keluarga, sahabat, komunitas dan juga para pelanggan.

Sejak pertama kali digagas oleh Handi Irawan, Hari Media Sosial mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Cuitan dengan tagar #HariMediaSosial di Twitter setiap tanggal 10 Juni.

“Mari kita dorong penggunaan media sosial untuk membangun persahabatan, menjaga persatuan, memotivasi dan berbagi kebaikan antar sesama. Berikan motivasi bagi sahabat yang sedang jatuh dan sedih agar dapat bangkit kembali. Berikan dorongan kepada teman yang sedang berjuang dalam menuju kesuksesan. Berikan ucapan terima kasih dan bagikan cinta kepada sesama,” tulis Frontier.

 

Jaga Privasi

Privasi juga jadi hal yang penting di media sosial. Pakar keamanan siber dari CISSReC Doktor Pratama Persadha mengingatkan pengguna media sosial untuk melakukan verifikasi dua langkah dan mematikan layanan pihak ketiga pada akun medsos guna mencegah peretasan data pribadi.

“Perihal keamanan siber ini sama sekali belum ada edukasi ke bawah,” kata Pratama Persadha, Selasa (7/6/2021), dalam rangka Hari Media Sosial di tengah pandemi Covid-19, tepatnya jatuh pada tanggal 10 Juni 2021.

Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC ini mengemukakan, wabah yang melanda tanah air sejak Maret 2020 telah mendorong masyarakat untuk melek teknologi. Namun, sayangnya masih minus edukasi tentang sisi keamanannya.

Dalam memakai WhatsApp dan media sosial, misalnya, disarankan oleh Pratama agar pengguna medsos sebisa mungkin semua akun sudah ditambahkan verifikasi dua langkah agar tidak mudah diretas atau diambil pihak lain.

Ia lantas menjelaskan cara mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah di WhatsApp, yakni pilih ikon tiga titik di pojok kanan atas aplikasi WA, kemudian pilih menu Settings, masuk ke pengaturan Account, pilih two step verification, bikin personal identification number (PIN) 6 digit angka, lalu masukkan juga alamat surel (email).

Pratama yang pernah sebagai pejabat Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang kini menjadi BSSN mengutarakan bahwa tingkat keamanan memang bergantung pada dua pihak, pihak penyedia platform dan pihak user.

Oleh karena itu, lanjut dia, dari sisi media sosial sebenarnya akan sangat aman bila sudah dilakukan verifikasi dua langkah. Namun, dari sisi platform video conference sempat banyak keluhan, seperti zoom yang mudah diretas.

“Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa kelemahan sudah berusaha ditutup,” kata Pratama yang juga dosen pascasarjana pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles