Para mubalig penyeru kebenaran jangan sampai menyimpang. Tetap menyeru yang baik dan melarang yang tidak baik (mungkar). Itulah yang dianjurkan para dai.
Walaupun kadang kala kebenaran dikalahkan kebatilan. Karena itu yang tidak benar merajalela dan berkuasa. Banyak kita lihat yang tidak benar didukung orang.
Padahal kebenaran itu sendiri merupakan kekuatan. Ada apa? Ada yang salah menegakkannya.
Pemikir Islam Mohammad Natsir mengatakan bahwa kebenaran itu adalah kekuatan. Tetapi jangan keliru menegakkan kebenaran.
Karena kebenaran itu mesti ditegakkan dengan cara yang benar barulah kebenaran menjadi yang menang. Kebenaran harus ditegakan dengan ihsan (baik) dan hikmah (bijaksana). Di situlah peranan dakwah.
Seperti disebutkan Al Quran dalam surat Bani Isai:
Ajaklah ke jalan Allah dengan hikmah dan bijaksana serta berdikusilah dengan cara lemah lembut dan baik (ihsan).
Mohammad Natsir menjelaskan hal itu dalam bukunya yang berjudul Kapita Selekta (hal terpilih) bahwa itu dilakukan dengan lemah lembut. Bahasa yang dipergunakan bahasa yang bijaksana dan dapat dipahami. Bahasa yang mengandung hikmah dan baik. Bukan sebaliknya.
Sejalan dengan pengertian itu. Anwar Ibrahim tokoh pembangkang oposisi partai dari Malaysia  berpendat bahwa fungsi dakwah dalam menegakkan kebenaran. Yakni collect information to get truth (mengumpulkan informasi untuk mendapatkan kebenaran). Kebenaran yang makrifat kepada wahyu. Pada alam pikirannya adalah bagaimana kebenaran. Yakni melalui informasi. Demikian Anwar Ibrahim berpegang pada konsep kebenaran seperti diuraikan oleh dua tokoh besar Islam itu ada pantasnya untuk kita camkan dalam-dalam. Karena dunia era global ini penuh informasi yang amat banyak. Tidak saja banyak tapi bersimpang siur. Itu semua harus diseleksi dengan baik. Jangan sampai bercampur baur antar yang benar dan yang tidak.
Tibalah kita kini pada simpulan sebagai berikut:
- Kebenaran itu adalah kekuatan dan harus ditekankan di masyarakat. Penegakan kebenaran melalui dakwah yang benar yaitu dengan hikmah dan bijaksana;
- Kebenaran itu kita peroleh dengan ilmu yang dibimbing oleh wahyu agar jangan sampai bercampur, khususnya yang benar dan yang tidak benar;
- Kekuatan itu adalah pada kebenaran. Itulah yang kita cari. Tugas kita baik para dai. Lalu kita semua berusaha untuk mendukung usaha menegakkan kebenaran.
Akhirnya marilah kita bertekad dan istiqomah dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran. Mudah-mudahan!
Jakarta, 7 Juni 2022
*) Penulis adalah Doktor Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud@gmail.com