Jakarta, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Bolango Ulu yang berada di Desa Tuloa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Bendungan ini diharapkan dapat menopang kebutuhan air bagi irigasi pertanian untuk wilayah Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo seluas 4.193 hektare (ha).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung ketahanan pangan. “Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.
Bendungan Bolango Ulu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2019 dengan daya tampung 84,10 juta m3. Dengan daya tampung yang cukup besar, Bendungan Bolango Ulu diharapkan dapat memenuhi areal irigasi untuk Daerah Irigasi (DI) Lomaya, DI Alale, dan DI Pilohayanga sehingga akan meningkatkan intensitas tanam pola padi-padi-palawija jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak dengan luas genangan 614,72 ha yang dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir wilayah hilir Sungai Bolango. Sumber air yang berasal dari DAS Bolango seluas 243,19 km2 akan dikendalikan oleh bendungan, khususnya pada musim hujan dengan mengurangi debit banjir sebesar 414 m3/detik.
Bendungan ini juga memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku, khususnya pada musim kemarau dengan kapasitas sebesar 2.200 liter/detik untuk Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo serta potensi sebagai sumber tenaga listrik sebesar 4,90 MW.
Pembangunan Bendungan Bolango Ulu di bawah tanggung jawab Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II Gorontalo, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air yang dikerjakan dalam dua paket konstruksi. Paket I dilaksanakan oleh kontraktor PT. Hutama Karya – PT. Basuki Rahmanta Putra, PT Bina Nusa Lestari (KSO) yang fokus pada pekerjaan bendungan utama dan jalan akses.
Selanjutnya Paket II dikerjakan PT Brantas Abipraya – PT Buwana Kreasi, PT Istaka Karya (KSO) untuk bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambil, dan hidromekanikal. Total biaya pembangunan bendungan sebesar Rp2,265 triliun dengan progres fisik hingga Juni 2022 mencapai 10,24% dan ditargetkan selesai 2024. (Reimon)