Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Ibu Kota Jakarta

Setiap tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari ulang tahun Jakarta. Untuk tahun ini, Jakarta berulang tahun yang ke-495. Lantas, bagaimana sejarah asal mula Jakarta?

Sebutan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta bermula dari nama Sunda Kelapa. Nama tersebut digunakan sekitar abad ke-14.

Saat itu, Jakarta masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Daerah Sunda Kelapa dikenal sebagai kota pelabuhan yang sibuk, di mana kapal-kapal dari pedagang, seperti India, China, Arab, hingga Eropa, bertukar barang komoditas.

Pada tahun 1511, Portugis mulai memasuki wilayah Malaka. Kemudian di tahun 1512, wilayah Sunda Kelapa diklaim sebagai bagian dari wilayah kekuasaan mereka.

Lima tahun kemudian, Fatahillah datang dari Kesultanan Demak untuk mengusir Portugis dan berhasil merebut kembali Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527, nama Sunda Kelapa diganti menjadi kota Jayakarta, yang artinya kemenangan.

Pada 30 Mei 1619, kota Jayakarta dikuasai oleh pemerintahan Belanda (VOC) di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen. Kemudian, VOC menghancurkan kota Jayakarta dan membangun kota baru di bagian barat Sungai Ciliwung yang dinamakan Batavia, diambil dari nenek moyang bangsa Belanda, Batavieren.

Pada 1650, Batavia akhirnya selesai dibangun. Bangsa Eropa tinggal di kawasan Batavia, sementara bangsa Cina, Jawa, dan penduduk asli disingkirkan dari wilayah tersebut. Nama Batavia terus dipakai selama kurang lebih tiga abad (1619-1942).

 

Perubahan Nama

Di bawah kepemimpinan Jepang, nama Batavia berubah. Dalam ‘Jakartaku, Jakartamu, Jakarta Kita’ (1987) karya lasmijah Hardi, nama Batavia diganti sebagai Jakarta Tokubetsu Shi. Nama tersebut berasal dari bahasa Jepang yang berarti ‘jauhkan perbedaan’, pada 8 Desember 1942.

Pada 1945, selepas Jepang menyerah pada sekutu dan proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, nama Jakarta Tokubetsu Shi kembali berganti menjadi Jakarta dan ditetapkan sebagai ibu kota Republik Indonesia.

Pada 22 Juni 1956, di masa pemerintahan Walikota Jakarta Sudiro (1952-1960), nama Jakarta kembali dikukuhkan. Sebelumnya, Jakarta masuk dalam Provinsi Jawa Barat.

Pada 1959, Jakarta yang sempat menjadi Kota Praja di bawah walikota diubah menjadi Daerah Tingkat Satu yang dipimpin oleh gubernur. Gubernur pertamanya adalah Soemarno Sosroatmodjo.

Pada 1961, status Jakarta diubah menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI). Penetapan 22 Juni sebagai hari ulang tahun Jakarta didasari momen Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527. Hal ini tertuang dalam keputusan DPR kota sementara No. 6/D/K/1956.

Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ditetapkan melalui PP No 2 Tahun 1961 juncto UU No 2 PNPS 1961. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles