Senin, September 30, 2024

Petunjuk Agama

Apa petunjuk agama yang kurang, hingga banyak tidak sesuai atau keluar dari agama. Padahal fungsi agama adalah memperbaiki. Hingga ada kalimat yang bertentangan kita dengar di masyarakat banyak haji ke Mekkah tapi maksiat tidak berkurang.

Sepertinya ada paradoks (konflik) lain dalam prinsip lain dalam pelaksanaan. Atau dalam istilah lain di mulut lain di hati. Pecah kongsi mulut dan hati. Terjadi kekacauan.

Mengutip istilah agama ada dua perkataan yaitu a dan gama. Dalam pengertian bahasa berarti tidak, gama berarti kacau. Maka agama berarti tidak kacau. Bila tidak kacau tentu ada guidance, ada pengartian atau petunjuk. Oleh karena itu, agama dan esensi yang penting adalah petunjuk.

Dalam hubungan itu, setidaknya ada arahan dalam menjalankan ruang lingkup agama antara lain dalam ibadat (peyembahan), syariat (hukum) dan muamalat (pergaulan antar manusia). Tiga petunjuk tersebut merujuk hal pentimg supaya agama itu berjalan fungsinya. Intinya agar tidak kacau dan baik.

 

Ibadat, Syariat dan Muamalat

Maka tautan dengan masalah ibadat mestilah diketahui pelaksanaannya yang disebut rukun dan syaratnya. Agar sesuai dan tidak sembarangan beribadat. Yang disebut rukun berkaitan dengan sunat, wajib dan harus ada ketentunannya.

Demikian juga dengan syariat atau hukum Islam. Ada pembatasan hukum. Hal yang dilarang dan hal yang boleh menurut Islam yang terdapat ketentuannya. Seperti nikah, tidak boleh saudara sesusunan orang dalam iddah dilarang nikah sampai habis masa idahnya.

Hal lainnya muamalat atau pergaulan masyarakat. Contoh tolong menolong antar sesama.

Dilarang atau tidak boleh jual-beli pada sebuah benda yang haram. Contohnya alkohol atau  benda dalam tawaran orang lain.

 

Literasi Hukum

Kita melihat dalam literasi hukum tersebut terdapat tiga bentuk suruhan atau panggilan. Yang pertama suruhan Allah. Misalnya pangggilan sholat.

Kedua panggilan suruhan Rasul seperti amar ma’ruf nahi munkar. Dasarnya hadist nabi yang mengatakan tidak.

Hendaklah kamu berbuat yang baik atau ma’ruf dan menjauhi yang munkar.

Ketiga adalah memelihara akhlak. Ini berdasakan hadist diutus aku kecuali menyempurnakan ahklak manusia. Jadi haruslah memilhara akhlak yag baik atau berakhlak mulia.

Tiga literasi ini merupakan lingkup ibadah yang harus dijelmakan sebagai seorang muslim. Yaitu ibadah, amar ma’ruf dan akhlak.

Tiga literasi ini atau kunci ini bagaikan harga mati dalam mengatasi persoalan di atas. Menjadi langkah perencanaan ke depan. Sudah seharusnya.

 

Penutup

Dalam kesempatan ini bagaimana muslim benar-benar menjelmakan ibadah. Bagaimana mengejawantahkan amar ma’ruf dan nahi mungkar dan bagaimana pula bergaul dengan sesama atau lingkungan yang berbeda.

Penulis berpandapat hal ini penting adanya. Tidak mungkin muslim meninggalkan hal demikian. Misalnya bersama juga maksiat, minum alkohol, dan yang mungkar lainnya berjalan terus. Kita melihat realitas ada yang salah dalam hidup muslim yang mesti diubah dan diperbaiki.

Tibalah masanya umat muslim meperbaiki yang salah dari panggilan Islam. Pada literasi pelaksanaan dan panggilan Islam. Mari kita laksanakan. Insha Allah!

Jakarta, 2 Agustus 2022

*) Penulis adalah Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles