Tapanuli Selatan, Demokratis
Pembangunan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) lintas tengah jurusan Kota Padangsidimpuan – Batas Tapanuli Utara yang bersumber dari APBN TA 2019 senilai kurang lebih Rp 64 miliar TA 2019 ada indikasi di beberapa titik dikerjakan dengan “asal jadi”. Seperti pembuatan parit jalan Jalinsum di titik Km 34 Baringin Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut yang mana bahan bangunan seperti batu untuk parit jalan tersebut dari batu kapur atau batu gunung berwarna kulit pinang/kecoklatan dengan kualitas mutu rendah, karena mudah pecah. Seharusnya dari batu kali dengan kualitas tinggi dan tak mudah pecah.
Kemudian pantauan Demokratis di titik Km 03 Batunadua (Kota Padangsidimpuan), masih ada lobang di Jalinsum yang belum ditempel persis di depan rumah makan Wonogiri, yang mana jalan yang berlobang tersebut sengaja telah dibuat lobang berbentuk empat segi dengan maksud akan ditempel, sehingga tidak memakan korban pengguna jalan akibat lobang yang belum ditempel oleh PT Dalihan Na Tolu Grup (DNG) selaku pemenang tender Proyek Peningkatan Struktur Jalan Lintas Sumatera dimaksud.
Kirun selaku pimpinan PT DNG yang beberapa kali hendak dikonfirmasi soal adanya dugaan ketidakberesan pembangunan Jalinsum TA 2019 tersebut, tidak berhasil ditemui di rumahnya Jalan Mawar Kota Padangsidimpuan.
Sobirin Sitompul aktivis LSM Gempur mengatakan bahwa di TA 2018 juga masih banyak kejanggalan pekerjaan Rehabilitasi Jalan Jurusan Jembatan Merah Kabupaten Mandailing Natal – Batas Kota Padangsidimpuan yang menelan anggaran sekitar Rp 60-an miliar juga banyak yang dikerjakan proyek “asal jadi”.
“Seperti di Kelurahan Simangambat masih banyak yang baru selesai dikerjakan sudah retak dan berlobang, sehingga di TA 2019 ini Jalinsum tersebut ditambal sulam kembali oleh rekanan,” tegas Sitompul. (UNH)