Mandailing Natal, Demokratis
Desa tertinggal dan/atau sangat tertinggal, mengutamakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada membuka lapangan kerja dan atau usaha baru, serta bantuan penyiapan infrastruktur bagi terselenggaranya kerja dan usaha warga atau masyarakat baik dari proses produksi sampai pemasaran produk, serta pemenuhan kebutuhan atau akses kehidupan masyarakat desa.
“Desa Rantobi, Kecamatan Batang Natal merupakan salah satu desa tertinggal menuju Desa Berkembang, sehingga dengan adanya APBDesa, maka kita akan mempergunakan sebaik-baiknya Dana Desa maupun ADD TA. 2019 dan TA berikutnya untuk kepentingan pembangunan infrastruktur untuk membuka akses perekonomian di Desa Rantobi. Artinya apa apa yang telah dituangkan di dalam APBDesa TA 2019 telah kita laksanakan sesuai dengan program bidang-bidang di APBdesa tersebut,” ujar Hendra Nasution kepada Demokratis di Panyabungan (02/01-2020).
Menurut Hendra Nasution, pada tahap awal pencairan Dana Desa TA 2019 telah dilaksanakan untuk pembangunan infrastruktur desa seperti pembangunan rabat beton di Dusun Batu Marsaong dan lain–lain serta pemberdayaan masyarakat. “Pembangunan ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat menjalankan aktivitasnya sehingga perekonomian mereka juga ikut meningkat,” ujarnya.
Rajo Batubara (59) selaku salah satu tokoh masyarakat di Desa Rantobi mengatakan bahwa kepemimpinan Kades Rantobi selama dua tahun terakhir ini semakin transparans terkait penggunaan anggaran Dana Desa maupun ADD TA 2019, sehingga ia telah menepati janji–janji saat proses Pilkades di tahun yang lalu. (Uba Nauli Hsb)
