Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Agar Terorganisir dan Solid, Penangkar Benih Padi Sepakat Membentuk Asosiasi Penangkar Benih Padi se-Jawa Barat

Subang, Demokratis

Demi memperkuat soliditas serta terorganisir, para penangkar atau produsen benih padi se–Jawa Barat sepakat membentuk Asosiasi Penangkar Benih Padi Jawa Barat di sela-sela kegiatan panen raya di Desa Bojongjaya, Kecaamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang yang dihadiri Gubernur Kabar Ridwan Kamil,Pejabat Kementan, Bupati Subang, (12/10/2021). Asosiasi Penangkar benih padi ini diketuai oleh H Otong Wiranta yang juga selaku Ketua KTNA Jawa Barat.

Tokoh penangkar benih padi asal, Desa Bojongjaya, Kecamatan Pusakajaya, H Khoerul Anam Syah, menyebut bahwa jumlah produsen benih padi se–Jabar kini  mencapai 34 orang. Di Kabupaten Subang sendiri jumlahnya sekitar 13 penangkar.

Puluhan penangkar swasta tersebut sepakat untuk membentuk asosiasi.

“Semua penangkar benih padi se-Jabar hadir di acara panen raya ini. Penangkar atau produsen benih ini sepakat membentuk Asosiasi Penangkar Benih Padi Jawa Barat. Ketuanya pak H Otong,” ujar H Anam, panggilan akrabnya H Khoerul Anam Syah kepada awak media seusai kegiatan panen raya di Desa Bojongtengah Kecamatan Pusakajaya.

Ketua Asosiasi Penangkar Benih padi Jabar yang juga Ketua KTNA Jabar H Otong saat diwawancarai awak media seusai panen raya di Desa Bojongjaya.

Dia mengungkapkan yang melatarbelakangi pembentukan asosiasi penangkar ini karena meskipun penangkar Jabar ini sudah kuat karena benih kita dipakai di mana-mana seperti Jatim dan Jateng. “Tapi saat ada penilaian oleh pusat, kita selalu kalah oleh Jawa Timur, karena kita tidak terorganisir. Karena itu, kita bentuk asosiasinya,” ucap H Anam.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Penangkar Benih Padi Jawa Barat, H Otong Wiranta, mengatakan, penangkar benih Jawa Barat ini termasuk penangkar dengan jenis produksi terlengkap. Misalnya, varietas padi Inpari saja sudah sampai seri 49.

“Padi yang kita panen saat ini varietas Inpari terbaru, yakni Inpari 49. Ini rekayasa dari Inpari 32 tapi lebih tahan rebah. Sementara Inpari 32 itu produktivitasnya tinggi tapi tidak tahan rebah, gampang rebah. Mudah-mudahan Inpari 49 ini tahan rebah. Ini inovasi Badan litbang, tapi dikembangkan dan dipasarkan oleh penangkar,” jelas H Otong.

Dia menyebut, benih padi hasil produksi para penangkar Jabar sangat diminati oleh para petani seluruh Indonesia, karena benihnya bermutu, unggulan dan bersertifikat. Wilayah pemasarannya terutama Jawa Barat, tapi juga merambah luar Jabar, diantaranya seluruh Sumatera, sebagian Sulawesi, Kalimantan dan lainnya.

“Mayoritas pemesan meminati Inpari 32, tapi ada juga yang lainnya seperti Ciherang, Mekongga, IR 64, dan lainnya. Kita memproduksi berbasis pasar sesuai permintaan,” tuturnya.

H Otong juga mengungkap, varietas padi Inpari 32 lebih diminati karena produktivitasnya yang tinggi, bisa menembus 8 sampai 9 ton per hektar.

“Produktivitas Inpari 32 ini lebih unggul, lebih tinggi, yang saat ini dipanen saja menghasilkan 8–9 ton per hektar,” pungkas pria yang juga Ketua KTNA Provinsi Jawa Barat ini. (Abh)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles