Kota Tasikmalaya, Demokratis
Untuk mengenang masa-masa kecil ketika bermain bersama teman-teman di tempat kelahirannya dulu, Bundo Kanduang yang merupakan sayap dari organisasi Ikatan Keluarga Minang Tasikmalaya membuat wadah mengadakan bazar makanan khas Minang yang terbuka juga bagi umum. Mengingat di sini banyak perantauan warga Minang agar tidak melupakan makanan khasnya di daerah masing-masing, sekaligus memperkenalkan makanan khas Minang kepada warga Tasikmalaya. Demikian disampaikan Ketua Bundo Kanduang Leni Oktavia kepada Demokratis di acara bazar makanan khas Minang di Jln. Dadaha Kota Tasikmalaya, Ahad (12/2/2023).
Menurut Via sapaan akrabnya, pihaknya bersama Ketua IKM Tasikmalaya sepakat berkolaborasi mencari wadah untuk berkreasi dengan mengadakan bazar seperti ini di momen tertentu lainnya.
“Intinya, ibu rumah tangga mengurus anak dan suami itu sudah kewajiban. Namun mereka bisa memberi peluang membantu keluarga dengan usaha untuk menambah income dan meringankan beban suami dengan membuka wadah untuk mengembangkan bakat dalam berkreasi di citarasa makanan khas Minang,” ucapnya.
Dikatakannya, pihaknya selama ini belum pernah melihat orang menjual makanan khas Minang dalam satu wadah. Maka In Syaa Allah, nanti di momen bulan Ramadhan, Bundo Kanduang akan berjualan Takzil dengan makanan khas Minang yang sudah dikemas dengan wadah yang higienis. Ini sudah disiapkan, tinggal beli langsung dibawa.
“Setiap ada kumpulan selalu ada program. Seperti gayung bersambut, Ketua IKM Tasikmalaya sangat men-support kegiatan bazar Bundo Kanduang yang sudah berjalan kedua kalinya ini. Kita orang Minang hobi makan dan memasak. Tidak ada salahnya dijadikan peluang untuk menambah income,” terangnya.
Di keterangan akhir Via menuturkan, makanan cemilan khas Minang di antaranya ketan durian, lemang bakar yang dikemas daun dan ketupat yang dimasak pakai santan dengan sebutan ‘Ketupe Lamak’.
Di tempat yang sama, Ketua IKM Tasikmalaya Syahrial Koto mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kepada Ketua Bundo Kanduang yang melahirkan ide mengadakan bazar. Bazar makanan suatu yang lumrah, keunikan di sini pelakunya adalah orang perantau, namun tidak menutup diri untuk masyarakat umum.
“Kuliner Minang ini unik. Dia punya ciri khas sendiri, apa yang disajikan berbeda dengan yang lain,” ucap Syahrial.
Di bulan Ramadhan nanti, lanjut dia, pihaknya akan memberikan ruang secara resmi misalnya spotnya di Dadaha. Pihaknya akan mengirim surat ke UPTD atau instansi terkait agar bazar ini dijadikan program IKM dengan efek baik dengan kegiatan di bidang kuliner.
“Ini masa persiapan. Nanti saya akan minta secara profesional dan didata dulu yang akan berdagang, jangan sampai berebutan yang nantinya timbul masalah. Orang Minang semua pelaku usaha. Nanti akan diatur seperti apa, agar bisa tertib,” jelasnya.
Terkait pembangunan masjid yang direncanakan, Syahrial menyampaikan bahwa Ikatan Bundo Kanduang jika organisasinya mapan akan men-support program tersebut, khususnya pembangunan masjid. (Eddinsyah)