Rabu, Oktober 30, 2024

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Oleh : Jentar Samosir Pustakawan Ahli Madya

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 adalah kegiatan yang dicanakan yang disebut sebuah gerakan literasi sekolah merupakan program Pemerintah dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadapa sekolah meliputi pengetahuan tentang kegiatan sekolah, kurikulum pembelajaran, fasilitas penddidikan di sekolah, lingkungan sekolah, budaya sekolah, dan aktivitas lain di dalam sekolah yang memberikan manfaat posistif bagi siswa,guru dan orangtua murid.

Gerakan literasi sekolah dikembangkan dengan berbagai macam program kegiatan yang diterapkan pada tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan dan sekolah mnenengah atas. Progaram literasi sekolah yang dapat kita jumpai di sekolah seperti adanya kegiatan membaca 15 menit, kegiatan literasi lain yang berhubungan dengan penegembangan keterampilan siswa.

Implementasi gerakan literasi sekolah memang belum sepenuhnya berjalan lancar karena masih terdapat beberapa sekolah yang belum siap untuk melaksanakan gerakan tersebut. Gerakan literasi sekolah tetap perlu mendapat apresiasi karena tujuan progaram ini adalah untuk membangun generasi bangsa berkarakter dan berbudaya sehingga proses regenerasi bangsa menghasilkan prodak terbaik dalam bentuk masyarakat cerdas Indonesia. Mengingat saat ini semakin berkembangkangnya teknologi dn sabaran informasi yang pesat maka penguatan krakter pada generasi muda sangat perlu ditanamamkan sejak dini melalui praktek-paraktek literasi dalam bentuk kegiatan membangun budaya baca tulis bagi sisiwa sekolah.

Gerakan litereasi sekoah dilakukan secara linear dan bertahap artinya bahawa gerakan tersebut harus mulai diprogramkan pada tingkat sekolah dasar dan menengah sehingga hasil yang diproleh adalah kwalitas lulusan dengan berbebekal karakter dan budaya yang telah dilatih sejak masih duduk di sekoah dasar .

Gerakan Literasi Sekolah ( GLS ) pada tingkat sekolah memiliki konsep praktek yang berbeda, dimana pada tingkatan sekolah dasar gerakan tersebut harus dirancang menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan karekteristik anak usia dini. Oleh karena itu, gerakan gerakan literasi sekolah tingkat SD perlu dibuat menarik dan kreatif tetapi menghilangkan unsur edukatif apada anak seperti memperbanyak buku bacaan anak bergambar fiksi anak, dan tentunya merancang perpustakaan. Pustakawan perlu terlibat aktif dalam kegiatan literasi sekolah bseprti kegaiatan budya baca dan tulis, menyediakan buku bacaan anak populer, dan melakukan pelayanan edukatif pada anak.

Gerakan litrasi perlu dirancang menarik tetapi mengandung unsur edukasi bagi anak didik. Salah satu sekolah dasar memiliki komitmen terhadap peningkatan karakter  siswa melalui gerakan leterasi, imlementasi yang dicanangkan dalam kelas menulis, dalam proses kegiatan literasi di sekolah akan timbul kecintaan untuk membaca, karena menulis buklan hanya sekedar sebuah tulisan tetapi diperlukan referensi buku atau membaca di perpustakaan.

 

Apa Implementasi GLS (Gerakan Literasi Sekolah)

Yang berfokus pada pembiasaan membaca ini diharapkan dapat meningkatkan karakter gemar membaca. Pembiasaan ini perlu adanya peran dari beberapa pihak seperti kepala sekolah, orangtua, guru, dan siswa itu sendiri. Hal ini bertujuan sebagai media siswa untuk lebih mengetahui dan memahami kegiatan pembiasaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya guru dalam mengajarkan nilai-nilai yang positif kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian baik.

Menurut Samani dan Haryanto (2016: 45) bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, serta rasa dan karsa. Hal ini berarti, bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. GLS adalah salah satu program Kemendikbud RI. Program ini dicetuskan oleh mantan Mendikbud RI Anies Baswedan. Program ini lahir untuk memperkuat Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang salah satunya adalah upaya penumbuhan budaya literasi pada siswa dengan cara membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai (dikdas.kemdikbud.go.id).

Pendapat lain terkait GLS diutarakan oleh Faizah (2016: 2) bahwa gerakan literasi sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara. GLS berupaya menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat melalui pelibatan publik. Subyek gerakan literasi sekolah meliputi, kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah dasar. Menurut buku panduan literasi sekolah dasar,

 

Apa Tujuan Kegiatan GLS

Tujuan umum dan khusus. Tujuan umum gerakan literasi sekolah ialah untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar menjadi pembelajaran sepanjang hayat. sedangkan tujuan khususnya antara lain:  untuk menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. GLS memiliki tahapan kegiatan yang dibagi menjadi 3 bagian. Menurut buku panduan literasi: a) Tahap pembiasaan. Pada tahap pembiasaan ini kegiatan pelaksanaan gerakan literasi bertujuan menumbuhkan minat siswa terhadap kegiatan membaca. b) Tahap Pengembangan. Pada tahap pengembangan ini pelaksanaan gerakan literasi sekolah menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan. c) Tahap Pembelajaran. Pada tahap ini kegiatan pelaksanaan gerakan literasi bertujuan mempertahankan minat siswa terhadap membaca. Gemar berarti suka, senang sekali, sementara membaca adalah suatu proses yang dilaksanakan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan sehingga terlihat dalam suatu pandangan sekilas agar makna kata-kata secara individual dapat diketahui. Gemar membaca juga berarti suatu pola kebiasaan seseorang untuk melakukan aktivitas membaca dari berbagai bacaan dan tidak hanya dari satu sumber saja yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara luas dan merupakan salah satu cara untuk memperoleh ilmu. Narwanti (2011: 30) gemar membaca berarti kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan. Adapun indikator gemar membaca menurut Ramly (2011: 17-20) meliputi, tersedianya jadwal kunjungan 6 perpustakaan agar siswa termotivasi untuk membaca, saling tukar buku bacaan, serta pembelajaran yang memotivasi siswa untuk menggunakan referensi.

 

Menumbuhkan Minat Baca

Dari tahapan proses gerakan yang dicanangkan sekolah  akan muncul minat baca merupakan suatu ketertarikan untuk dapat mengartikan atau menafsirkan media kata-kata dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya minat baca dapat mendorong seseorang untuk giat memperluas pengetahuannya. Semakin tinggi minat baca pada diri seseorang semakin tinggi pula hasil belajar yang diterimanya, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan belajar optimal.

Minat baca pada seseorang tidak dapat tumbuh begitu saja secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan. Seseorang yang memiliki minat baca dalam dirinya akan memiliki gairah atau kecenderungan untuk melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis, baik dengan dilafalkan atau mengeja apa yang ditulis atau hanya dalam hati. Disertai dengan perasaan senang karena merasa ada kepentingan terhadap hal tersebut. Oleh karenanya minat baca sangat penting bagi perkembangan seseorang.

Pengembangan minat baca seseorang selamanya tidak akan berjalan mulus, karena banyak faktor yang memepengaruhinya. Apalagi pada saat sekarang ini orang lebih suka  menikmati audio-visual (pandang dengar) ketimbang membaca. Orang lebih suka duduk berjam-jam menghabiskan waktu di depan televisinya atau mengobrol ngalor ngidul tanpa menghasilkan kesimpulan apapun. Berikut adalah upaya untuk dapat meningkatkan minat baca:

  1. Mengalokasikan Waktu Khusus untuk Membaca
  2. Membeli Buku Setiap Minggu
  3. Manfaatkan Waktu Menunggu
  4. Memiliki List Buku Populer atau Rekomendasi
  5. Belajar Effective Reading
  6. Membaca Saat Istirahat atau Sebelum Tidur
  7. Membuat Target Membaca

Dalam memasyarakatkan gerakan minat baca perlu melibatkan semua pihak baik itu institusi pendidikan, masyarakat umum dan tentunya perpustakaan sebagai ujung tombaknya. Dengan demikian diharapkan terjadi sinergi yang bagus sehingga tercipta masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Kemudian, hendaknya dalam melakuakan promosi perpustakaan menggunakan strategi khusus, agar tujuan promosi tercapai, misalnya penggunaan media harus disesuaikan dengan pesan yang hendak disampaikan supaya pesan mudah dimengerti oleh masyarakat yang pada akhirnya bisa memancing masyarakat untuk mengenal lebih jauh perpustakaan. Dan tentunya apabila masyarakat sudah mengenal perpustakaan, secara lambat laun akan tumbuh kecintaan masyarakat terhadap perpustakaan. ***

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles