Tapteng, Demokratis
Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2023, PT Agincourt Resources (PTAR), perusahaan tambang emas yang beroperasi di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan seminar pengenalan sistem ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah.
Seminar yang mengambil tema “Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat” ini digelar di aula pertemuan SMPN 1 Batangtoru, Rabu (22/2/2023). Dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari, pelajar, masyarakat dan aktivis lingkungan hidup.
Manager Environmental, Mahmud Subagya, saat paparan materinya mengatakan, hingga saat ini sampah umumnya dikelola oleh petugas pemerintah, dengan metode pengumpulan dari sumber dan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Metode ini belumlah menyelesaikan masalah tentang sampah. Jika tidak ada pengolahan lebih lanjut, lambat laun sampah akan membahayakan masyarakat sekitar. Sampah akan terus bertumpuk dan menggunung, yang berdampak pada lingkungan hidup yang tidak sehat, serta berpotensi menghadirkan bencana longsor.
Mengantisipasi ancaman bencana tersebut, dibutuhkan sebuah sistem yang berprinsip mengurangi sampah. Sistem pengelolaan sampah ekonomi sirkular menjadi langkah yang patut dilakukan, yakni melakukan daur ulang dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
“Konsep ekonomi sirkular suatu sistem ramah lingkungan yang mampu memaksimalkan penggunaan material,” papar Mahmud.
Menurut Mahmud, selain memperpanjang umur produksi konsumsi, konsep ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah, juga akan memberikan nilai ekonomis terhadap pelaku. Sampah tuntas dikelola, kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dapat tercapai.
“Saatnya kita lakukan konsep ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Sistem pengelolaan ekonomi sirkular akan mendukung keberlanjutan sumber daya alam dan keberlangsungan kehidupan anak cucu,” imbaunya.
Sebelumnya, General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, dalam sambutannya mengatakan, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Jika hal ini terus dibiarkan, sampah tersebut akan menjadi gulma, yang akan melahirkan persoalan bagi masyarakat.
“Jika tidak dikelola dengan baik dan berkelanjutan, sampah akan memberikan mudharat yang sangat banyak,” ungkap Rahmat.
Rahmat membuat perumpamaan atas peristiwa kelam longsor sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, pada bulan Februari 2005 silam. Longsoran gunung sampah menyapu dua pemukiman penduduk. Kedua pemukiman yang jaraknya hanya sekitar 1 km dari TPA Leuwigajah itu langsung luluh lantak tertimbun sampah.
“Lebih dari 100 jiwa meninggal, akibat longsoran sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah. Ini menjadi cermin agar peristiwa kelam tersebut tidak terulang,” harapnya.
Dalam peringatan HPSN tahun ini, sambung Rahmat, pihaknya mengenalkan sistem ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah dan site wide cleanup day. Memberikan pemahaman kepada pelajar dan kelompok masyarakat mengenai nilai-nilai pengelolaan sampah.
“Kita akan terus mengedukasi serta memberikan pendampingan kepada masyarakat, mengenai pengelolaan sampah yang baik dan bernilai ekonomis. Kita juga telah memberikan arahan kepada karyawan PTAR untuk berperan aktif dalam pengurangan dan pengelolaan sampah,” pungkasnya.
Di penghujung acara, PTAR mengajak peserta seminar untuk melakukan aksi nyata, mengumpulkan sampah di Pasar Batangtoru. Peserta seminar dibagai dalam 9 kelompok, menyasar Pasar Batangtoru untuk berburu sampah. (MH)