Konsep Islam yang berkemajuan identik dengan memaksimalkan peran akal. Tanpa akal yang sehat mustahil dapat menjadi umat Islam yang berkemajuan. Di situlah pragmenta akal sehat menjadi penting adanya.
Umat yang baik di antara manusia, konsep kemanusiaan yang mendesak. Inilah hal yang harus menjadi pegangan kita. Khaira ummatan menjadi orang yang baik di antara manusia.
Surat kabar Republika edisi 28 Januri 2023, menurunkan artikel Haedar Nashir berjudul Menjadi Umat Yang Terbaik. Berupa imbauan yang amat berarti bagi kita. Apalagi masa kini banyak problem yang timbul yang pada dasarnya berkaitan dengan level baik dan buruknya manusia.
Profesor Doktor Haedar Nashir yang mengutip data penduduk Dukcapil Kementerian Dalam Negeri yaitu ada 238,09 juta penduduk dari 273,87 juta jiwa penduduk bangsa Indonesia. Data tersebut tertanggal akhir Januari 2023.
Simpulan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah jumlah angka tersebut menjadi khaira ummatan atau umat yang baik adalah sangat potensial. Bayangkan jutaan orang berbuat yang baik. Maka separohnya saja baik tentu pula masyarakat kita.
Penulis mengaprsiasi dasar dari pikiran ini sebabnya adalah potensi yang digambarkan oleh angka statistik kemudian disimpulkan oleh rasio akal manusia. Ya, belum tentu data dan rasio tersebut sesuai dengan kenyataan.
Namun cukup jelas, diskripsi data ini adalah fragmenta akal pikiran yang bertumpu pada simpulan angka statistik. Bersifat relatif yaitu bisa benar bisa tidak. Meski demikian simpulan ini adalah simpulan angka satistik kuantitatif yang lebih dipercayai.
Kita mengetahui bagi yang berkecimpung dalam ilmu maka persoalan kuantitatif dan kuantitatif angka statistik banyak diperdebatkan. Tidak menjadi masalah kalau relatifnya kuantitatif masih dalam fragmenta akal. Kecuali dibawa ke bidang lain seperti kebenaran mutlak dan relatif. Perlu kajian tersendiri. Karena angka dari statistik amat andal dalam kajian ilmu penelitian.
Terhadap umat yang baik agama menyebut defnisi khaira ummatan. Dalil surat Ali Imran ayat 104:
Hendaklah kamu jadi umat yang baik beramar ma’ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah…
Maksudnya dianjurkan dan didorong menjadi umat yang baik yang berbuat baik terhadap sesama dan menjauhkan hal yang mungkar atau tidak baik. Selain itu beriman kepada Allah.
Sebenarnya kita pandang ada perspektif dari ayat ini dalam kosep berbuat baik ini, yaitu:
Aspek kemanusiaan agar berbuat yang baik seperti menolong dan membantu orang. Termasuk mereka yang tak seiman dengan kita. Bekerja sama dalam muamalah kehidupan.
Lalu kemudain menjauhkan perbuatan buruk dan mungkar. Seumpama korupsi, merusak lingkungan hidup, solidaritas bersama dan mendukung kesehatan umat manusia.
Selanjutnya beriman dan percaya kepada Yang Maha Kuasa. Tempat kita kembali. Berbuat demi keimanan kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Menjadi khaira ummatan dengan berpegang kepada tiga perspektif konsep yaitu kebermanusiaan, kemaslahatan dan keimanan kepada Allah. Maka anjuran menjadi khaira ummatan bermakna mengejawantahkan tiga persfektif konsep di atas. Dalam arena kehidupan. Sehari-hari bekerja sama.
Kita berpendapat inilah konsep kemanusiaan secara akal yang tidak lain adalah fragmenta akal sehat. Mejadi tanggung jawab kita untuk melaksakannya. Semoga Allah memberkahinya. Amin!
Jakarta, 30 Januari 2023
*) Masud HMN adalah Doktor Dosen Paska Sarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta