Karawang, Demokratis
Dede Asiah asal Karawang, Jawa Barat, yang menjadi korban human trafficking (perdagangan orang) di Suriah sempat menjadi topik perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat.
Seperti diketahui Dede Aisah adalah salah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dijanjikan akan bekerja dengan gaji besar di Timur Tengah oleh penyalur tenaga kerja yang tak bertanggungjawab. Namun setelah tiba di Suriah, ternyata janji untuk dipekerjakan hanya tipu muslihat. Akirnya Dede Asiah pun terlunta-lunta di negeri orang.
Melihat nasib Dede Aisah yang cukup memprihatinkan di negara Suriah, Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, telah memfasilitasi pemulangan Dede Asiah, korban human trafficking tersebut.
Kabid Pencari Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja (PTKPK) Disnakertrans Karawang, H. Endang Syafrudin ketika dikonfirmasi, Rabu (12/4/2023), mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan KBRI di Suriah untuk memastikan kondisi Dede Asiah. “Dede Asiah mau dipulangkan ke Indonesia,” ungkap H. Endang Syafrudin saat ditemui Demokratis.
Menurut H. Endang, pihak Disnakertrans Karawang bekerja sama dengan BP2NI, Bappeda, Dinsos, Polres maupun pihak DP3A terkait pemulangan Dede Asiah.
“Saat ini tengah berkoordinasi dengan BP2MI, Bappeda, Dinsos, Polres naupun DP3A,” ucap H. Endang Syafrudin yang berjenggot tebal ini.
Menurut H. Endang, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi terkait waktu pemberangkatan maupun penjemputan Dede Asiah di bandara. “Kita sedang koordinasikan waktu pemulangan dan penjemputan Dede Asiah dari bandara,” imbuhnya.
H. Endang panggilan akrapnya juga mengimbau kepada masyarakat Karawang yang hendak menjadi TKI supaya melalui Disnakertrans sebagai lembaga pemerintah yang sah sebagai tempat mencari informasi sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Masyarakat harus memenuhi seluruh ketentuan yang disahkan pendomentasian data pribadi pencari kerja dalam atau luar negeri untuk tidak terulang kembali seperti Dede Asiah,” kata Endang.
Selain itu, H. Endang menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Suriah juga tidak menerima tenaga kerja dari negara lain kecuali tenaga kerja memiliki keahlian khusus dan itu pun harus sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Saat ini Suriah belum membuka tenaga migran dan masih tutup, kecuali tenaga tertentu dengan prosedur dokumen yang benar,” terangnya. (Juanda Sipahutar)