Aceh Tenggara, Demokratis
Pendidikan non formal Yayasan BKBM Harapan yang berlokasi di Jalan Frapat Hilir, Kecamatan Babusalam Agara, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh dalam proses belajar mengajarnya sudah menggunakan sistem IT (informasi teknologi).
Muklis SAg, Ketua Yayasan BKBM Harapan saat ditemui Demokratis di ruangan kerjanya, Minggu (2/2/ 2020) mengungkapkan, Yayasan BKBM Harapan sudah berdiri sejak tahun 2010 dan sudah menjadi pusat belajar pada semua yayasan di Agara setingkat pendidikan non formal di Aceh Tenggara.
Pada kunjungan Demokratis di lokasi gedung Yayasan BKBM Harapan Desa Prapat Hilil, tampak aktifitas kegiatan belajar mengajar sedang uji coba dengan sistem IT.
Muklis SAg Ketua Yayasan BKBM Harapan mengatakan, lembaganya menyelenggarakan pendidikan dengan tiga jenjang, yakni Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Dan hingga kini peserta belajar di Yayasan BKBM Harapan jumlah keseluruhan lebih dari seratus orang. “Yang jelas yayasan kita juga siap menampung bagi masyarakat yang sudah putus sekolah karena untuk aturan sekarang yang menjadi perangkat desa saja harus memiliki ijazah. Nah, yang tak punya tanda tamat SD, SMP SMA di sini dan kemarilah. Kita siap untuk membantu,” kata Muklis SAg sembari melontarkan senyum.
Muklis juga menghimbau bagi masyarakat luas terkhusus masyarakat Aceh Tenggara untuk tidak berputus asa bagi yang tak memiliki ijazah. “Karena batasan umur tidak masalah, bisa yang sudah kakek dan nenek,” Muklis kembali terseyum sembari berharap akan keinginan masyarakat yang tak memiliki ijazah intuk bisa mendaftarkan diri ke yayasan miliknya.
Muklis Sag yang juga Ketua Lembaga Yayasan BKBM Harapan mengatakan, bagi yang berkeinginan melanjutkan pendididikan pada yayasan miliknya, agar menyakini jika nanti mendapatkan surat tanda tamat baik PaketA, B dan C dari Yayasan BKBM Harapan. “Insya Allah nanti ijazah akan sangat berguna, karena lembaga kita resmi di bawah izin Kementerian Pendidikan RI,” kata Muklis SAg.
Ketua Lembaga Yayasan BKBM Harapan Muklis Sag juga meminta kepada pihak Pemda Provinsi dan Pusat untuk bisa menolehkan perhatiannya terhadap sarana dan prasarana pada Yayasan BKBM Harapan ini. “Karena tanpa ada perhatian dari pihak pemerintah, yayasan ini dikhawatirkan bisa mati suri,” Muklis Sag menutup cerita. (Tim)