Kamis, Juni 26, 2025

Mencalonkan Calon Presiden Alternatif

Paling tidak akan ada tiga calon Presiden dalam sistem Pemilihan Presiden sekarang. Termasuk pilihan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang menetapkan Ganjar Pranowo baru-baru ini. Yang meniadakan nama Puan Maharani yang selama ini digadang-gadang.

Calon Presiden yang tiga ini punya kategori masing-masing. Dalam perspektif Presiden dan PDIP. Yaitu yang dicalonkan presiden, calon yang dicadangkan. Yang ketiga adalah calon Presiden yang sesungguhnya.

Seperti dilansir oleh A. Yani, 3 April 2023, Victim Internet. Bahwa paling tidak ada tiga kategori Calon Presiden tahun 2024 yang akan datang. Calon yang ditentukan PDIP yaitu Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan diusung  Partai Nasdem dengan koalisinya, dan Prabowo Subianto berdasar Partai Gerindra dan Partai PKB. Ketiga calon dimaksud masih dalam debatable yang mana sesungguhnya sebenar-benar calon.

Maksudnya kalau Ganjar Pranowo (GP) yang jadi calon sungguhan belum tentu menang kalau dilawankan dengan Anies Baswedan (AB) dan Prabowo Subianto (PS). Bisa ada kemungkinan AB yang menang. Tentu saja kemenangan ini tidak disukai oleh Presiden dan PDIP.

Salah satu strategi, AB harus dijatuhkan dengan menggugurkan pencapresan AB. Caranya ada yaitu, mengalahkan Demokrat dalam perkara, sehingga yang menjadi Ketua Umum bukan Ketua Partai Demokrat sekarang Agus Harimurti Yudhono putra Susilo Bambang Yudhono melainkan Moeldoko Kepala Staf Presiden. Gugurlah pencalonan AB jadi calon Presiden lantaran tidak mencapai suara atau tiket untuk pencalonan.

Setelah itu bukan berarti semua beres. Tinggal dua calon yaitu GP dan PS. Menurut survei yang dilakukan Google ternyata suara PS lebih tinggi dari GP. Ini menjadikan PDIP tidak happy.

Simpulannya adalah bagaimana caranya agar PDIP dan Presiden Joko Widodo happy. Itu bisa terjadi jika GP memang unggul jadi Presiden. Inilah permasalahannya.

Menurut survei, PS lebih suaranya dari pada GP dan itu beralasan. Karena basis PS adalah semua provinsi, sementara GP tidak demikian. Adalah sangat mungkin mengunggulkan kompetisinya.

Inilah menjadi permasalahan bagi PDIP dan presiden kini. Sebab bagi Presiden Jokowi mendukung PS lebih suka ketimbang mendukung GP. Alasannya lebih terjamin aman jika GP berkuasa ketimbang PS.

Akhirnya kita datang pada kesimpulan permasalah ini terletak dari apa hasil dari Pemilihan Presiden tahun 2024 nanti. Siapa yang menang. Yang happy dan yang unhappy. Wallahu a’lam bishawab.

Jakarta, 6 Mei 2023

*) Masud HMN adalah Doktor Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Pof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

Latest Articles