Orang menyepelekan seni pada bangsa ini, keliru besar. Ternyata seni berhubungan erat dengan bangsa yang membangun. Kita menemukan banyak contoh tentang faktor tesebut.
Tidak salah orang mengatakan Ratu Umi Kulsum belum ada tandingannya di Jazairaah Arab. Sudah 44 tahun yang lalu belum ada penggantinya. Dalam dunia konser ia adalah bintang di langit zaman.
Ummi Kalsum lahir 31 Desember l898, wafat 2 Februari l975 dalam usia 76 tahun. Dilepas menemui Sang Khaliknya ke makamnya oleh 4 juta orang pengagum di seluruh Mesir. Lewat radio dan berbaris di pinggir jalan hadir sendiri ke pemakaman.
Sang Ratu berkebangsaan Mesir itu tak hanya dikenal oleh bangsanya melainkan seluruh bangsa Arab bahkan seluruh dunia menjadi pemersatu Arab. Dalam konser dan suara yang khas bernyanyi ciptannya lagu Biladi berarti tanah airku. Presiden Mesir Anwar Sadat menjadikan lagu kebangsaan Mesir yang sangat inspiratif.
Judul lainnya kelahiran nabi Wlidou al Hotua dan Sollou Qalbi (tanya hatimu). Amat popular walau itu dalam bahasa Arab lewat piringan hitam.
Menghibur dan diminati banyak-banyak orang. Mulai dari café sampai ke rumah penduduk suka mendengarkan suara Ummi Kalsum.
Ia tampil tiap hari Kamis, menemui penggemarnya dengan nyanyi suara vokalnya bersama konser yang ia pimpin. Hingga namanya tak asing mulai di kalangan anak muda dan para seniman. Penyanyi Arab yang mengagumkan.
Ayahnya Ibrahim adalah pembaca Al Quran sering dipanggil penduduk, bacaannya bagus sehingga ia digelarkan pembaca panggilan. Ummi Kalsum ketika masa kecil juga acap kali mendampingi ayahnya bepergian. Ia berasal dari keluarga pedesan yang taat.
Catatan kita terdapat hubungan antara seni khususnya penyanyi dengan inspirasi; dakwah kebangsaan. Terbukti dengan nyanyian yang terkenal Biliadi yang berarti tanah airku, dapat mepersatukan kalangan bangsa Mesir. Tua dan muda.
Maksudnya tidak cuma ideologi politik yang dapat mempersatukan negeri. Bahkan bangsa Arab di luar negeri Mesirpun bisa nenjadi bersatu.
Karenanya seni menjadi-jadi alat pemersatu. Menjelma jadi satu unity dari perasaan senasib dan sepenggungan. Menjadi perekat untuk mendapatkan bersama maju.
Kita mendengar seni yang heroik Nyiur Melambai di tepi pantai tanah air kita yang nyiurnya tumbuh ditiup angin. Melambai-lambai menggugah jiwa untuk bersatu.
Juga lagu Mars Muhammadiyah dengan Dua Syahadat Melintang. Bangun dari peraduan dan bangunlah pemicu bangsa dan agama. Menegakkan agama dan membangun tanah air Indonesia.
Demikianlah Ummi Kalsum kita kenang dalam topik seni membawa persatuan, dan semangat perubahan agama dan bangsa. Topik ini telah dibuktikan kehadiran Ummi Kalsum. Simpulan kita seni khususnya seni suara dan musik ada sarana dakwah. Dakwah akan lebih sukses jika dikaitkan dengan seni.
Jakarta, 4 September 2023
*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta