Sungai Sibabangun yang keruh akibat aktivitas perbaikan tanggul kolam PT TBS Anggoli.
Tapteng, Demokratis
PT Tri Bahtera Srikandi (TBS) Desa Anggoli, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), kembali membuat warga resah. Perusahaan yang bergerak pada pengolahan buah kelapa sawit ini kembali mencemari sungai Sibabangun. Jika sebelumnya sungai Sibabangun tercemar oleh limbah cair milik anak perusahan PT Sago Nauli ini, kali ini aktivitas perbaikan tanggul kolam membuat sungai Sibabangun menjadi keruh.
Kondisi air sungai yang keruh sejak dua hari belakangan, membuat warga tidak bisa memanfaatkan air untuk aktivitas sehari-hari. Padahal, sungai Sibabangun menjadi satu-satunya tempat warga untuk aktivitas MCK (mandi, cuci, kakus). Sebagai bentuk protes, warga meminta aktivitas PT TBS dihentikan sementara waktu, sebelum solusi permasalahan didapatkan.
Pantauan New Tapanuli, Selasa sore (3/3), beberapa ibu rumah tangga yang hendak mencuci dan mandi di sungai Sibabangun terpaksa kembali kerumah masing-masing, akibat air sungai yang keruh dan berbau. Bahkan hingga Rabu siang (4/3), kondisi air sungai tetap tidak berubah. Warga harus kembali lagi kerumah masing-masing dengan membawa setumpukan pakaian kotor.
“Kecewalah pak, selama ini kita mengandalkan sungai Sibabangun untuk mencuci pakaian dan peralatan dapur. Untuk mandi juga sudah tidak bisa lagi,” ujar salah seorang ibu rumah tangga, warga Lingkungan 3 Kelurahan Sibabangun.
Ulah PT TBS yang seenak udelnya mengotori sungai Sibabangun mendapat kecaman dari anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah, Madayansyah Tambunan M.Pd. Dosen Sekolah Tinggi Prakarti Mulya Pekanbaru ini mengecam pencemaran ekosistem air yang terjadi. Ia meminta agar pihak PT TBS mencari solusi keresahan yang menimpa warga Kelurahan Sibabangun.
“Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. Tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari,” ujar Madayansyah.
Oleh karena itu, Madayansyah meminta agar pihak perusahaan secepatnya mengatasi permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Jika hal ini tidak secepatnya diatasi, Madayansyah khawatir, warga akan kehilangan kesabaran dengan bertidak sendiri.
“Informasinya pabrik yang berlokasi dekat pemukiman ini juga telah menyebabkan pencemaran udara dan mengeluarkan suara bising saat beraktivitas, sehingga mengganggu kenyamanan dan ketenteraman warga. Jangan salahkan warga jika nanti main hakim sendiri,” tukasnya.
Saat dikonfirmasi awak media, menagemen PT TBS Anggoli mengakui jika keruhnya sungai Sibabangun akibat dari aktivitas perbaikan tanggup kolam yang dilaksanakan, Selasa pagi (3/3). Mengetahui air sungai Sibabangun menjadi keruh, perusahaan langsung menghentikan aktivitas sejak pukul 14.00 WIB.
“Ini menjadi cacatan kita jika kedepannya tidak lagi melakukan aktivitas serupa,” jawab maneger PT TBS, Khairuddin Siregar. (MH)