Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pembukaan Program Studi Magister Manajemen Bencana Universitas Andalas, Kementerian PUPR: Terus Berinovasi Manfaatkan Teknologi untuk Mitigasi Bencana

Padang, Demokratis

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong keterlibatan akademisi, khususnya para mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana Universitas Andalas, Sumatera Barat untuk memanfaatkan inovasi dan teknologi dalam memitigasi dan mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi merupakan kunci fundamental yang sangat diperlukan untuk memecahkan permasalahan sumber daya air yang terjadi dalam hal prediksi dan estimasi, sehingga dapat meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh bencana hidrometeorologi.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) mengungkapkan bahwa setiap 1 Dolar AS anggaran yang diinvestasikan pada upaya penanggulangan dan pencegahan risiko bencana dapat menghemat hingga 15 Dolar AS untuk pemulihan pasca bencana. Selain itu, pada setiap 1 Dolar AS anggaran yang diinvestasikan dalam membangun infrastruktur tahan bencana dapat menghemat hingga 4 Dolar AS untuk rekonstruksi.

“Artinya sangat penting sekali ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi untuk menyiapkan mitigasi bencana. Bisa menghemat 15 Dolar atau 15 kali lipat. Jadi jangan kita menunggu untuk dipaksa untuk melakukan pemulihan pasca bencana yang biayanya jauh lebih besar, 15 kali lipat,” kata Zainal Fatah saat memberikan keynote speach pada Acara Puncak Dies Natalis ke-67 Universitas Andalas dan Peresmian Pembukaan Program Studi Magister Manajemen Bencana, Kamis (26/10/2023).

Oleh karena itu, Zainal Fatah menyampaikan ke depan dengan pengetahuan yang terus berkembang dan tentu Program Studi Manajemen Bencana yang dikembangkan oleh Universitas Andalas harus terus didorong sebagai bagian dari advokasi agar Indonesia jauh lebih siap untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan bencana.

“Saya mengajak para mahasiswa untuk teruslah belajar dan berinovasi dalam era digital yang penuh tantangan dan persaingan ketat saat ini, agar saudara dapat menjadi a part of solution bukan a part of problem,” kata Zainal Fatah.

Kementerian PUPR terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi di Indonesia, salah satunya dengan mengoptimalkan pengoperasian bendungan. Pada periode 2015-2024, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan 61 bendungan dan telah selesai 36 bendungan hingga 2022.

“Sesungguhnya membangun bendungan secara lebih masif, yang lebih banyak itu untuk investasi masa depan untuk generasi-generasi berikutnya agar kesejahteraan antar waktu bisa kita sajikan untuk anak cucu kita,” kata Zainal Fatah.

Pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya untuk menampung air hujan sebanyak-banyaknya pada musim hujan, mencegah terjadinya banjir, dan menghadapi ancaman el nino pada musim kemarau. Dalam memperkuat upaya mitigasi bencana kekeringan, Kementerian PUPR telah membentuk Unit Pengelola Bendungan (UPB) untuk mensiagakan semua bendungan yang ada. Selain itu, dilakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan seluruh sumur eksisting, yakni sekitar 3.230 titik di 20 provinsi dan merehabilitasi sumur-sumur eksisting sebanyak 25 titik di 12 provinsi.

Upaya mitigasi bencana lainnya yaitu penyelesaian pembangunan pengaman pantai sepanjang 2.000 km untuk mengatasi abrasi, dan pembangunan 450 buah pengendali sedimen dan lahar untuk memitigasi dampak bencana gunung merapi. “Kami juga telah menyiapkan skenario pengeboran 37 titik sumur-sumur baru di 19 provinsi kering air yang tentu berkoordinasi dengan Kementerian ESDM,” kata Zainal Fatah.

Selain pembangunan infrastruktur pengendali bencana hidrometeorologi, Kementerian PUPR juga melakukan upaya mitigasi bersifat non-struktural untuk mengantisipasi bencana geologi, di antaranya memastikan dan menjamin infrastruktur yang dibangun di Indonesia didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara sesuai standar-standar yang berlaku dengan membentuk Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan, Komite Keselamatan Konstruksi dan Komite Keselamatan Bangunan Gedung.

Turut hadir dalam acara Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan jajaran Rektorat Universitas Andalas. (Reimon)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles