Tangerang, Demokratis
Pada pembukaan acara OPTK XII 2020 di Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan (Kemhub), Sugihardjo, mengingatkan kepada para mahasiswa sekolah kedinasan untuk menyetop kekerasan dan budaya instan, Hal tersebut disampaikan Sugihardjo dalam sambutan pembukaan.
“Kita harus mengubah stigma di masyarakat bahwa sekolah kedinasan identik dengan kekerasan. Jadi harus berubah. Stop kekerasan di sekolah perguruan tinggi kedinasan,” terang Sugihardjo.
Konsep kekerasan di sekolah sudah tidak sesuai dengan semangat zaman industri 4.0. Karenanya, Sugihardjo menyampaikan, pihaknya sebagai bagian dari pembina tidak akan memberikan toleransi terhadap siapapun yang melakukan tindak kekerasan di sekolah kedinasan.
“Kekerasan adalah cara yang kuno dan sudah primitif. Masa diteruskan. Sekarang sudah masyarakat industri 4.0. Kami sebagai pembina tentu tidak memberikan toleransi terhadap tindakan kekerasan dan akan kami beri sanksi tegas,” terang Sugihardjo.
Lebih lanjut, kata Sugihardjo, ada deklarasi dari mahasiswa kedinasan untuk stop korupsi. Namun, menurut dia, mahasiswa saat ini belum ada peluang untuk korupsi. Karena itu, dia menyatakan, lebih baik mahasiswa mulai dari hal yang kecil dengan menghindari budaya instan. Pasalnya, korupsi merupakan cerminan dari budaya instan.
“Korupsi cerminan budaya instan. Mau kaya tapi tidak mau kerja keras. Dan budaya instan itu bisa terlihat dengan menyontek. Menyontek dianggap mahasiswa hal yang biasa. Tetapi, sekarang harus mulai kita hindari menyontek,” papar Sugihardjo.
Adapun OPTK XII yang berlangsung pada 5-8 Maret 2020 dan diikuti 31 perguruan tinggi kedinasan dengan total 2.858 peserta. Sugihardjo menyambut, baik penyelenggaraan olimpiade tersebut. Meski berlangsung selama empat hari diharapkan silaturahmi antarpeserta yang mengikuti bisa berlangsung terus sehingga menciptakan jaringan yang kuat untuk membangun negeri.
“Memori kebersamaan dan semangatnya membawa kebangsaan yang lebih tinggi dalam bentuk networking dan lain-lain. Bangsa ini hanya akan maju apabila generasi mudanya maju, penuh sportivitas, dan optimisme,” ungkap Sugihardjo. (Red)