Satu tempo saya bertanya pada mantan menteri agama tentang pasar dagang valuta asing di pasar modal (bursa). Bolehkah berdagang di pasar modal. Kalau saya, kata Tarmizi Tahir, menjawab halal atau boleh.
Kalau ditanya dengan kyai, akan menjawab haram atau tidak boleh. Alasannya kyai belum tentu mengerti apa itu valuta asing. Yang jelas di era nabi belum ada perdagangan saham, demikian Tarmizi Taher.
Seperti kita ketahui sebab banyaknya sistem ekonomi, maka kita memerlukan faham apa sebenarnya ekonomi syariah. Apa bedanya, apa persamaannya. Dijelaskan satu per satu.
Ini terlihat dalam praktek. Di antara sistem ekonomi lain adalah ekonomi sistem klasik, ekonomi sistem liberal, ekonomi kapitalis. Jangan sampai terjadi defenisi tak sama dengan esensi terkandung di dalamya.
Sebab terdapat perbedaan antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Ini perlu di-clear-kan pengertiannya. Secara defenisi dan terminologi.
Istilah ekonomi Islam ada ekonomi dan Islam. Ekonomi syariah secara sistem ekonomi sistem keuangan berdasarkan kepada syariah berpegang kepada Al Quran dan hadist. Akan tetapi kata syariah, ada dua macam. Yaitu hukum agama dan sumber wahyu.
Makna kedua adalah praktek. Maksudnya atau bermakna jalan menuju sumber kehidupan. Kata wahyu ke kata jalan yaitu petunjuk kehidupan.
Secara umum Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menafikan sistem ekonomi yang berdasarkan syariah. Huruf H Ta marbutah dan huruf H biasa. Yang demikian berbeda peggunaan dalam bahasa Arab.
Singkat kata ekonomi syariah adalah ekonomi berdasarkan Al Quran dan hadist Nabi. Dipakai dalam perdagangan dan ekonomi di pasar barang dan di pasar uang. Terminologi inilah yang kita pergunakan dalam ekonomi syariah.
Dipraktekkan pada kaitan baik dalam perdagangan (transaksi), dalam valuta asing (valas) atau perbankan. Inilah ekonomi Islam dalam terminologi.
Terhadap terminologi demikian itu kita sempurnakan satu per satu. Kita mengetahui banyak sekali kegiatannya yang memerlukan kejelasan dalam praktek. Yang bersifat mutahkahir yang tidak ada praktek nyata dari diprakrekkan nabi.
Kita berpandangan semakin banyak kita berpikir, makin baik. Kian maju pula ekenomi Islam. Banyak problema yang mesti kita carikan jalan keluarnya.
Di sinilah intelektual Islam amat perlu memberi kontribusi pegertian baru terhadap soal yang kehidupan Islam. Tujuannya memberikan terbaik untuk kehidupan bangsa dan agama. Semoga hari esok lebih baik dari kemaren. Amiin!
Jakarta, 23 November 2023
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta