Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Buku Berfungsi Menyimpan Gagasan

Janganlah menjauhkan buku dan tulisan. Dalam buku terdapat tulisan yang berisi ide. Supaya dapat dipelajari.

Seperti kita mengetahui adanya tulisan adalah tempat mengutip untuk menorehkan ilmu dan menyimpan gagasan. Sementara buku berfungsi untuk menjelaskan gagasan. Jadi antara buku dengan tulisan terkait erat.

Terutama untuk memfungsikan dengan implementasi sebagai tempat menjelaskan konsep dan gagasan. Tanpa kejelasan itu ilmu dan gagasan tak berarti banyak.

Mengutip Profesor M. Afzal Wani dari Institut Objective Studies India New Delhi mengatakan bahwa gagasan global dapat dijelaskan dan dimungkinkan via artikel secara lengkap. Menyitir pendapatnya dalam buku Mohamad Natsir, Profesor Afzal Wani yang menulis berjudul Mohammad Natsir Personality Contribution (peran pribadi). Ia berpendapat sumbangan dalam politik dan global sekanario di Asia abad 20. Yang dibukukan tertulis demkian Profesor Afzal Wani.

Manusia mati meninggal buku yang berisi konsep dan gagasan. Merujuk pepatah mengatakan  “Manusia mati meninggalkan nama, ibarat gajah mati meninggalkan gading”. Kata pepatah, meninggalkan warisan berharga.

Warisan beharga manusia adalah nama dan warisan gajah meninggalkan warisan barang berharga miliknya ialah gading.

Berbicara manusia hakikat nama dan manusia mengajarkan yang besar yaitu konsep dan gagasan. Ditulis dalam buku. Maka manusia yang berharga apa bila meninggalkan gagasan.

Manusia besar ialah manusia dengan big idea kata Alexander de Great. Gagasan yang besar. Alexander de Great percaya bahwa untuk menetapkan besar kecilnya manusia adalah nenetapkan fungsi dari gagasan yang dipakai orang sesudahnya.

Ambillah misal Mahatma Ghandi tokoh bangsa India. Besar karena gagasan untuk bangsa India. Kesederhanaannya yang diajarkan kepada rakyat India.

Dia manusia besar dari benua India yang memperjuangkan rakyat dengan kesederhanaan itu. Terkenal Ghandi tidak akan membeli karcis kereta api kelas dua, jika karcis kereta api kelas tiga masih ada. Dia mau lebih murah, ketimbang yang mahal, meski dia mampu.

Indonesia punya juga tokoh yang mencintai rakyatyatnya. Ketika Raja Arab Saudi meminta dia mentap di Saudi Arabia dengan biaya yang ditanggung Arab Saudi. Mohamad Natsir menolak lebih senang menetap di Indonesia.

Seperti itu juga Tengku Adul Rahaman dari Malaysia minta lari dari Indonesia dan tinggal di sana. “Ketimbang dikejar kejar oleh Sukarno,” kata Tengku Abdul Rahman. Natsir pun menolaknya dan lebih suka tetap tinggal di Indonesia.

Besar karena ide dan cinta terhadap bangsa Indonesia. Seperti Mahatma Ghandi mengajarkan kesederhanaan. Dua tokoh yang disebut manusia besar karena gagasan.

Kita pengikut Hatta juga berani berpisah dengan Presiden Sukarno karena gagasan yang bertentangan dengan Mohamad Hatta. Dia, Hatta berhenti jadi wakil presiden 1 Desmber 1956 karena Sukarano membawa komunis duduk di pemerintahan. Gagasan Hatta adalah anti pada komunis.

Kita belajar dari ide gagasan. Itu kita dapati dari sejarah. Buku yang menulis tentang gagasan dan bagaimana mengimplementasikan gagasan tersebut. Buku dan yang ditulis bil qalam.

Memang benar demikian ajaran Islam. Seperti dinyatakan dalam Quran surat Iqra, ayat 2 yang berbunyi Iqra bismirabbika’ Iqra al lamabil qalam (baca atas nama Tuhanmu baca yang mengajarkan kamu dengan kalam atau pena ).

Oleh karena antara ternyata buku dan tulisan amat erat kaitannya. Jadi jangan pisahkan gagasan dan implementasi. Ini menjadi penting karena saling berkait.

Jakarta, 10 Desember 2023

*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles