Jumat, September 20, 2024

BKPMRI Adakan Festival Anak Sholeh Indonesia Tingkat Kota Tasikmalaya, Wakil Ketua DPRD H. Muslim Singgung Uang Insentif Guru Ngaji Cuma 50 Ribu Per Bulan

H. Muslim, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya. Foto-foto: Demokratis/Eddinsyah

Kota Tasikmalaya, Demokratis

Untuk mencari juara yang akan diikutsertakan dalam lomba tingkat Provinsi Jawa Barat pada 2024 mendatang, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Tasikmalaya mengadakan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) ke XII Tingkat Kota Tasikmalaya yang diikuti anak tingkat di Gedung Dakwah Islam Jln. Kaum Kota Tasik Tasikmalaya, Selasa (19/12/2023).

Para peserta sebelumnya diseleksi dulu dari mulai tingkat kelurahan, kecamatan hingga hari ini sampai ke tingkat Kota Tasikmalaya. Kegiatan yang dilaksanakan selama 1 hari ini dengan mengadakan beberapa lomba yakni menggambar, mewarnai, kaligrafi, adzan, iqomah dan pidato diikuti oleh perwakilan dari seluruh kecamatan yang mewakili tingkat TKA, TPA dan TQA. Dan yang jadi juara pertama akan diikutsertakan mewakili perlombaan tingkat Provinsi Jawa Barat 2024 mendatang.

Demikian disampaikan Yaman Suryaman Sekretaris Umum BKPMRI Kota Tasikmalaya kepada wartawan di sela acara tersebut.

H. Muslim, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya. Foto-foto: Demokratis/Eddinsyah

“Pemenangnya akan mengikuti lomba tingkat Provinsi Jawa Barat 2024 mendatang. Ada kebanggaan, bahwa untuk kegiatan FASI tingkat Jawa Barat, Kota Tasikmalaya bisa mempertahankan lima kali juara umum,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H. Muslim mengapresiasi kegiatan ini yang menyemangati anak-anak PAUD dalam mencari ilmu agama sejak dini.

Ironisnya, dirinya merasa miris ketika Kota Tasikmalaya mendapat julukan Kota Santri namun tidak sejalan dengan perhatian pemerintah yang bisa memberikan uang insentif kepada guru ngaji hanya sebesar Rp50 ribu/bulannya.

“Menyinggung masalah anggaran untuk guru ngaji di Kota Tasikmalaya sangat minim sekali, hanya 50 ribu/bulan. Dihitung per harinya hanya Rp1.600,” ungkapnya.

Maka itu, pihaknya akan mendorong dengan melihat kemampuan daerah untuk peningkatan honor guru ngaji diangka Rp100.000 per bulannya. Menurutnya, ada sekitar kurang lebih 6.000 orang guru ngaji, jika Rp100.000 per bulannya bisa diangka Rp6 miliar per tahun sehingga APBD masih akan mampu untuk membayarnya.

“Bukan uang makan atau uang saku. Ini hanya uang jajan. Jika Rp100.000 per bulan hanya Rp3.000-an per harinya. Guru ngaji tanggungjawabnya sangat berat, mengurus anak dari usia empat tahun hingga usai SMP ada di guru ngaji itu sendiri,” terangnya.

Oleh karena itu, dirinya sangat mendukung untuk peningkatan insentif guru ngaji ini.

“Saya malu. Hanya 50 ribu per bulan insentif guru ngaji. Tasikmalaya kota santri, namun tidak peduli dengan guru ngaji. Ini sangat miris sekali,” pungkas H. Muslim. (Eddinsyah)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles