Petuah atau ungkapan di atas diucapkan oleh Douglas MacArthur Jenderal Amerika berbintang lima yang lahir pada tahun 1845 dan meninggal tahun 1912. Ia terkenal karena karir militernya yang cemerlang. Terakhir menjadi Panglima Perang Amerika untuk kawasan Asia Pasifik.
Ungkapannya terkenal itu: Soldier never died but only to another way (prajurit tak pernah mati hanya berbeda jalan). Diucapkan di muka sidang Kongres Amerika. Kata bertuah itu menginspirasi atau mencerahkan banyak orang.
Sangat dihomati banyak orang bahkan di Filipina namanya diabadikan di sebuah jembatan. Jembatan MacArthur terletak di tengah Kota Manila, Filipina. Sebab, ia pernah menjadi Panglima Perang Amerika wilayah Asia Pasifik tahun 1951 tinggal di Manila.
Pidatonya di muka Kongres Amerika yang antara lain: “Prajurit sejati tak pernah mati, ia hanya berubah jalan”. Ungkapan ini menjadi spirit prajurit komando seluruh dunia. Yang berarti walau sudah pensiun pengabdian kepada negara sudah selesai.
Pengabdian itu tidak dan tanpa akhir. Hidup itu berjuang. Di mana saja tempat dan arenanya.
Selesai berkarir di dunia militer mungkin di bidang non militer atau sipil. Tugas pengabdian tetap berlanjut. Seperti sipil dan berbisnis.
Nampaknya dianut oleh Jenderal (Purn) Prabowo Subianto yang kini sudah menjadi calon presiden yang keempat kali. Yang keempat kali ini diharapkan akan lolos terpilih menjadi presiden.
Doktrin pendekar pesilat kalau jatuh segera bangkit, dan mencari kiat lain. Namun tak boleh menyerah kalah. Pantang mundur.
Inilah yang dipakai Prabowo sekarang dalam pengabdiannya dari militer ke sipil. Berkhidmat pada negara dan bangsa. Bukan berpangku tangan setelah selesai pengbdian di dunia militer.
Demikianlah spirit yang melekat tak kendor. Berawal dari doktrinnya MacArthur Jenderal berbintang lima Amerika kepada semua prajurit komando. Termasuk Prabowo yang kita kenal kini sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia dan calon presiden Indonesia.
Kita mengharapkan semangat di atas tidak hanya pada Prabowo Subainto saja. Tetapi pada banyak pemimpin Indonesia membangun bangsa Indonesia. Sebab semakin banyak patriot bangsa makin cepat kemajuan kita peroleh.
Sekarang tibalah masanya menyingsingkan lengan baju alias berjuang. Untuk jayanya Indonesia. Mari kita laksanakan!
Jakarta, 6 Februari 2024
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamaka (UHAMKA) Jakarta