Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Membaca Dinamika Politik

Semakin dekat eskalasi hari pemilihan umum (pemilu) makin dinamis. Tahun 2024 tahun dilaksanakan pemilu tak terkecuali. Kian panas pula suasananya.

Biasanya kalau incumbent presiden lama turut dalam kompetisi. Tetapi sama saja Presiden Jokowi tidak ikut bersaing, karena tidak ikut calon. Tetapi anaknya yaitu Gibran Rakabumi Raka adalah calon wakil presiden.

Sikap cawe-cawe atau intervensi Presiden Jokowi semakin nyata. Amat terlihat sekarang ini dalam kampanye berbungkus bantuan sosial. Mengatakan ini bantuan presiden padahal bantuan negara.

Ada cara disampaikan sendiri ada pula dengan melibatkan aparat. Bantuan dari uang anggaran pemerintah disulap jadi bantun lembaga tertentu. Tujuannya untuk kampanye memenangkan  calon tertentu.

Caranya menginstruksikan aparat desa. Yaitu memobilisasi bantun sembako dan bantuan sosial tunai pada masyarakat umum. Momen waktunya adalah hari-hari mendekat pencoblosan.

Ada juga program bertujuan yang dibuat agar jangan terjadi ribut-ribut. Agar rencana tercapai dengan sukses. Maksudnya agar tak ada yang merecokkan.

Kembali tentang cara bisa macam-macam. Seperti kompromi dengan pihak-pihak yang tak sejalan. Mengusahakan kompromi sementara sampai program tercapai.

Seperti memdiamkan perkara tertentu yang dapat menimbulkan gejolak. Terutama pejabat  pemerintah yang memegang fungsi. Misalnya pejabat diungkapkan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal ini terungkap oleh kasus dipanas-panaskannya kejadian ketua KPK. Yang perkara ini tidak disenangi oleh Presiden Jokowi dengan memarahi ketua KPK yang baru.

Pada dasarnya terjadi cara yang beragam dalam membaca dinamika politik menjelang Pemilu 14 Februari 2024. Presiden meskipun tidak calon presiden, namun berpihak kepada calon tertentu. Yaitu putranya Gibran Rakabumi Raka menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto nomor urut dua.

Maka memahami dinamika politik semakin penting. Target tujuannya jangan sampai dimanipulasi. Kita bangsa yang beretika, jujur dan damai. Marilah kita laksanakan pemilu bermartabat.

Jakarta, 12 Februari 2024

*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles