Indramayu, Demokratis
Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Desa Pasekan, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diduga ada ketidakadilan oleh sebagian masyarakat desa setempat yang kurang mampu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh narasumber kepada Demokratis saat wawancara terkait bantuan yang selama ini ditunggu serta belum adanya kejelasan dari Pemerintahan Desa (Pemdes) Pasekan.
“Saya menanyakan kapan bantuan tersebut dimulai, rumah (Rutilahu) saya sudah difoto beberapa kali, dan data pun sudah diminta lagi, tapi belum ada kabarnya hingga saat ini,” jelas narasumber kepada awak media.
Masih dari keterangannya, jajaran pemerintah desa yang telah berganti, dari sekretaris desa (juru tulis) hingga kepala dusun (bekel) di Desa Pasekan atas otoritas Kepala Desa (Kuwu) pihaknya pun menduga ada kejanggalan. Sebab, bukan kali pertama pihak desa telah meminta data namun belum ada jawaban juga kepastian terkait bantuan yang diharapkannya selama ini.
“Pernah saya tanyakan saat pihak desa meminta data lagi, namun pihak desa mengatakan lupa,” tandasnya.
Saat Demokratis konfirmasi hal di atas kepada pihak-pihak terkait di kantor Desa Pasekan, Demokratis tidak mendapatkan aparat desa yang beraktivitas di kantor, Senin (16/03-2020).
Lebih lanjut, agar mendapatkan keterangan yang lebih jelas, Demokratis mencoba menelusuri keberadaan tempat tinggal kepada salah satu aparat desa.
Dari kantor desa yang berjarak 500 meter menuju salah satu rumah aparat desa, Demokratis berhasil mengunjungi Udin, selaku tata usaha di kantor desa.
Dari keterangan Udin, bahwa menurutnya selama ini pihak desa telah bersikap adil kepada masyarakatnya, segala bentuk kegiatan diberitahukan melalui Musrembangdes tanpa tendensi.
“Kami alokasikan Rutilahu dari sumber Dana Desa (DD), yang nominalnya kisaran Rp12 juta, itu pun tidak semuanya dapat, karena dengan anggaran yang terbatas, serta pemohon yang banyak, jadi mau tidak mau bertahap,” jelas Udin di warung dekat rumahnya.
Terkait pertanyaan Demokratis bahwa kantor desa yang sepi, menurut Udin hanya di waktu-waktu tertentu. Kebetulan menjelang istirahat, perangkat desa yang tidak jauh jarak tempat tinggalnya masing-masing pulang ke rumah.
Sementara itu, untuk mendapatkan keterangan yang lebih jelas, Udin meemokratis agar bertemu dengan Kuwu langsung. Hingga berita ini dimuat, Kuwu belum dapat ditemui oleh awak media. (RT)