Karawang, Demokratis
Ketertutupan seorang pejabat pemerintah terhadap media massa, pantas dipertanyakan. Dewasa ini, tidak lagi zaman ketertutupan, terutama terhadap media massa. Terbuka dan transparan untuk memberikan keterangan terhadap media terkait hasil kinerja seorang pejabat di lingkungan kantor pemerintahan sangat dibutuhkan. Karena kini sudah era keterbukaan maupun transparansi.
Akan tetapi kini seorang pimpinan Kantor Pertanahan di Karawang, sebut saja namanya Nurus Solichin, masih saja memiliki sikap tertutup bagi media massa. Ketertutupan Nurus Solichin tersebut banyak kalangan pers mempertanyakan sikap ketertutupannya.
Jika dihubungi ia guna mengkonfirmasikan beberapa giat Kantor Pertanahan selama beberapa bulan memangku jabatan Kepala BPN di lumbung padi Karawang itu, kerap tak direspons, meskipun berjam-jam awak madia menunggunya dengan menggunakan surat daftar tamu melalui satpam di BPN itu, tapi tak ada respon sama sekali.
Ironisnya, Nurus Solichin ini, bila dihubungi kerap sekali mengarahkan awak madia kepada pejabat lainnya. Bahkan arahan untuk menemui pejabat yang ditunjuk juga tak merespons juga atas arahan Nurus Solichin.
Dan bukan hanya Demokratis yang mengalami sulitnya untuk menemui Nurus Solichin Kepala BPN Karawang tersebut. Justru sejumlah awak media mengalami keluhan yang sama. “Saya pernah mau menghadap Kepala Pertanahan Karawang, Nurus Solichin, bahkan saya tunggu hingga sore, tidak berhasil juga. Padahal saya mau konfirmasi terkait giat PTSL sudah sejauh mana progres PTSL tahun 2024 di Karawang, namun tidak bisa dikonfirmasi,” imbuhnya.
Menteri ATR/BPN, Agus Harimurti Yudhoyono, supaya melakukan evaluasi terhadap oknum-oknum pejabat yang tak transparan terhadap media massa. Karena media massa adalah tugasnya seorang kontrol sosial terhadap pejabat pemerintah/swasta, TNI, Polri di negeri ini. Maka perlu melansir berita dan informasi terhadap masyarakat luas di tanah air. Kalau pejabatnya atau puncuk pimpinnya sangat tertutup rapat-rapat, justru menimbulkan banyak pertanyaan. Ada apa di balik ketertutupan oknum pejabat itu. (Tim)