Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menentukan Benar Sendiri

Oleh Masud HMN *)

Bagaimana mengatasi konflik bersenjata Palestina dan Israel? Kini belum jua reda. Telah banyak inisiatif dijalankan.

Saya mendapatkan pikiran dari teman dekat tentang Palestina merdeka. Hubungan konsep itu kini faktor berperangnya Palestina melawan Israel. Rumit defenisi itu tentang self determination atau merdeka menentukan nasib sendiri.

Kata dia, dua Negara Palestina dan Israel di tanah yang dibagi rencananya dua sama luas. Konsep demikian menjadi prinsip Palestina. Sekarang tidak begitu. Israel lebih luas memiliki ketimbang Palestina.

Teritorial yang dibagi Israel dengan sudah disertifikat. Palestina anggap sertifikat itu tidak sah. Soal merdeka adalah soal sertifikat tanah.

Sepanjang teritorial tak adil akan terjadi perang terus. Kapan berhenti perang tak ada yang tahu. Sangat prinsip adalah soal tanah teritorial dan kemerdekaan Palestina.

Pertanyanannya sertifikat siapa yang buat. Dari mana asal muasal sertifikat terjadi. Itu yang menjadi background konflik.

Demikianlah ini senada kawan itu merumuskan self determation. Itu dulu harus diselesaikan menyimpulkan konflik Palestina–Israel. Narasi pertentangan dua negara.

Perspektif narasi demikian identik dengan Halevi Book yang isinya menyampaikan pesan rekonsialiasi atau perdamain antara Israel dan Palestina. Hasil tulisan dari sisi orang Yahudi itu, menyimpulkan sejarah yang salah. Karena tidak bijaksana melihat fakta-fakta demikian.

Ini menarik kalau dikaitkan dengan kasus akhir-akhir ini. Marilah kita lihat kembali self determination, dan hidup berdampingan secara damai dari dua negara ini. Memilah dua negara dengan adil yaitu luas teritorial tanah yang sama.

Langkah demikian lebih perspektif ketimbang bila hanya perang belarut-larut. Dalam pandangan kita akan meperpanjang masalah tragedi kemanusiaan. Saling menghancurkan tidak bisa memenangkan perang.

Padahal hemat kita paling tidak langkah untuk genjatan senjata dan berunding lebih dahulu diselesaikan prinsip tentang sengketa tanah. Menegakkan prinsip adil hingga perang berhenti.

Ketimbang konsep lain seperti musibah kemanusiaan dan penghancuran sarana gedung, dlsbnya. Tak ada yang untung Israel apa lagi bagi Palestina. Saling menghancurkan.

Kita percaya hidup berdampingan adalah ideal. Tetapi dengan menegakkan keadilan kemaunsiaan. Tanpa itu masalahnya berputar-putar tak selesai.

Jakarta, 9 Mei 2023

*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles