Kota Tasikmalaya, Demokratis
Launching Islamic Micro Finance adalah cabang ke-7 di wilayah Tasikmalaya Jawa Barat yang dibuka, dimana sebelumnya sudah ada mulai dari Sulawesi, Temanggung (Jawa Tengah) dan akan terus dilakukan di kota lainnya di seluruh Indonesia. Ini merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang memiliki produk cukup banyak yang diprogramkan oleh Ksatria Indonesia Maju (KIM) – Amanah Kita.
Lembaga ini menjalankan produk unggulan diantaranya sistem layanan jasa keuangan, memenuhi produk amalun untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan memiliki proses syariah tanpa riba. Disamping itu ada disediakan ATM Sembako Murah (ASM) untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat setempat.
“Dari profesi yang terbatas, dengan pendapatan yang tidak maksimal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Maka itu, dengan ASM senilai 10 ribu bisa membeli bahan pokok, dan dengan ASM juga semua bisa kita layani,” ucap Amaludin, M.St, Pendiri Islamic Micro Finance kepada wartawan usai launching di Perum Permata Regency Jln. AH. Nasution Kecamatan Kawalu-Kota Tasikmalaya, Senin (27/5/2024).
Melalui Islamic Micro Finance ini, lanjut dia, akan dibangun jejaring ekonomi secara menyeluruh, targetnya toko dan warung atau merchand yang akan diberikan jasa keuangan.
“Masyarakat bisa nabung di waru dengan sistem yang dibangun, dan jika membutuhkan modal usaha cukup datang ke toko atau warung itu dengan konsep jasa keuangan yang syariah. Tantangannya memang berat, namun jadi motivasi kami untuk membangun ekonomi syariah di Tasikmalaya,” terangnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Islamic Micro Finance Wilayah Tasikmalaya, Alfie Akhmad Sa’dan Hariri, SE, SH, MH, mengatakan, ini merupakan harapan yang ditunggu-tunggu masyarakat luas di Tasikmalaya. Karena, Tasikmalaya punya sejarah keberagamaan dalam sisi aqidah Islamnya itu sangat kuat, sehingga ketika ada produk-produk yang berbasis Islam, maka ini akan dapat segera ditangkap dengan budaya yang kuat tersebut.
“Menurut saya, kesenjangan perekonomian hari ini sudah sangat terlalu jauh antara si miskin dan si kaya. Ini harus ada solusinya,” sebut Kepala Desa di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras dan juga Dosen Perguruan Tinggi swasta ini.
Menurut Alfie, jika terus sistem kapitalisme ini diterapkan, artinya tidak ada batasan atau kompetitor dalam konsep program, maka kesenjangan itu akan semakin jauh lagi. Dan, dengan adanya Islamic Micro Finance ini konsep yang diluncurkan itu akan betul-betul bagaimana masyarakat kecil itu bisa menikmati dari produk finansial tersebut.
Nantinya target merchand ini akan dibangun di desa per 500 meter satu merchand. Maka masyarakat itu tidak perlu mengeluarkan jauh-jauh untuk menyimpan uang walaupun hanya Rp. 10.000,- saja.
“Produk ini juga mengkampanyekan bagaimana kita menabung dengan konsep ekonomi Islam, dan tidak ada riba. Apabila nanti ada pinjam modal, kelebihannya bisa dimusyawarahkan sesuai dengan perjanjian serta tidak dipaksa berapa harus bayar per bulannya,” urainya.
Masih kata Alfie, pihaknya sangat optimis sekali bahwa produk yang dipimpinnya ini akan mendapat animo yang sangat baik dari masyarakat, khususnya di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, ungkapnya. (Eddinsyah)