Presiden Joe Biden, pada Jumat (5/7/2024), menegaskan bahwa dirinya akan tetap mengikuti Pilpres AS dan siap mengalahkan Donald Trump.
“Saya ingin mengatakan ini sejelas-jelasnya: Saya akan tetap bertahan dalam persaingan ini. Saya akan mengalahkan Donald Trump,” kata Biden dalam rapat umum Partai Demokrat di Madison, Wisconsin, dikutip dari AFP, Sabtu (6/7/2024).
Saat para pendukung bersorak, ia kembali menyerang saingannya tersebut.
“Mari kita fokus pada apa yang benar-benar penting. Kita melawan pembohong terbesar dan ancaman terbesar… bagi demokrasi kita dalam sejarah Amerika — itu bukan hiperbola,” ucap Biden yang tampak membaca telepromter di depannya.
Biden tidak berbicara di depan umum tanpa teleprompter sejak debat, selain beberapa pernyataan singkat.
Setelah penampilannya yang buruk dalam debat pertama melawan Trump pekan lalu, ia bersiap untuk wawancara dengan TV guna meyakinkan para peragu tentang kebugaran fisik dan mentalnya untuk masa jabatan kedua.
Jajak pendapat pascadebat menunjukkan defisit anggaran Biden melebar, dan setidaknya tiga anggota partainya di Kongres kini telah meminta dia untuk mundur, seperti juga beberapa surat kabar besar dan sejumlah komentator politik pendukung Demokrat.
Biden harus memenangkan kembali kepercayaan dengan kinerja yang jelas dan kohesif setelah ia sering tidak koheren dalam debat.
Gedung Putih telah mengumumkan bahwa ia akan mengadakan konferensi pers selama pertemuan puncak NATO di Washington pekan depan, tetapi belum mengungkapkan rincian apa pun tentang format atau durasinya.
Rencana perjalanan Biden termasuk Pennsylvania di akhir pekan ini, kemudian pertemuan NATO, dan kembali ke jalur kampanye dengan mengunjungi Amerika Barat Daya.
“Presiden Biden akan terlibat dalam momen-momen spontan yang sering terjadi selama bulan ini, seperti yang selalu ia lakukan selama kampanye ini,” kata timnya, yang berusaha untuk menekankan pesonanya yang sederhana.
Sementara itu, Trump menantang Biden untuk berdebat lagi, atau melakukan diskusi menyeluruh, dengan mengatakan bahwa ia siap ‘kapan saja, di mana saja, di mana pun’.
Dengan spekulasi yang beredar tentang kemungkinan pergantian pasangan Demokrat, Kamala Harris, wakil presiden wanita pertama di negara itu, tiba-tiba menjadi sorotan.
Ia telah memberikan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Biden di depan publik, tetapi berdiri sebagai kandidat terdepan untuk menggantikannya jika Biden mengundurkan diri. (IB)