Tuan rumah Prancis menggenggam tiket final sepak bola Olimpiade Paris 2024 usai menaklukkan Mesir 3-1 pada semifinal di Stade de Lyon, Selasa (6/8/2024), dini hari WIB.
Prancis memulai babak pertama dengan lebih banyak di bawah tekanan Mesir.
Mesir lebih banyak menguasai bola dan melepas tembakan. Beberapa kali mereka mendapat peluang emas yang mengancam gawang Prancis.
Meski demikian, gol pembuka yang dinanti tak kunjung datang. Babak pertama ditutup tanpa gol.
Memasuki paruh kedua, penampilan Prancis lebih baik. Anak asuh Thierry Henry bisa meredam ancaman Mesir dan lebih agresif serta rapi melancarkan serangan.
Ujungnya, mereka hampir membuka keunggulan pada menit ke-61. Alexandre Lacazette melepas sepakan voli menyambar umpan silang dari sisi kanan.
Sayang, tembakannya masih melebar. Peluang itu disia-siakan Lacazette yang sebetulnya sudah berdiri bebas dan mempunya banyak ruang untuk mengontrol lebih dulu.
Selepas peluang Lacazette, Prancis justru dikejutkan gol Mesir satu menit kemudian.
Mahmoud Saber melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang gagal dihentikan Guillaume Restes.
Prancis panik. Gol Mesir menghancurkan momentum mereka yang tengah apik menyerang.
Perlahan, Les Bleus mencoba mengembalikan momentum. Mereka lebih banyak menguasai bola untuk mencari gol penyeimbang.
Hingga menit ke-80, skor tak berubah. Kemenangan Mesir di depan mata.
Prancis kemudian mendapat peluang pada menit ke-82 melalui tendangan bebas dari jarak 35 meter. Joris Chotard lebih memilih mengirim umpan yang bisa disapu pertahanan Mesir.
Bola liar kembali dikuasai Les Bleus. Michael Olise dengan cerdik melihat Jean-Philippe Mateta bebas.
Dia melepas umpan kepada Mateta yang tinggal menaklukkan kiper Hamza Alaa. Mateta pun tak menyia-nyiakan peluang itu untuk membuat kedudukan imbang 1-1.
Tembakan kerasnya dari jarak dekat meluncur deras ke sisi kiri atas gawang Alaa.
Drama terjadi pada injury time yang berlangsung 10 menit. Ada potensi hukuman penalti buat Mesir usai Omar Fayed diduga melakukan handball.
Perdebatan terjadi. Fayed mencoba menjelaskan ada unsur ketidaksengajaan, sedangkan pemain Prancis bersikeras menuntut wasit memberikan penalti.
Alhasil, wasit melakukan peninjauan VAR. Dalam situasi ini, tensi memanas.
Fayed dan pelatih Mesir, Rogerio Micale mendapat kartu kuning karena menghalangi wasit mengecek monitor VAR.
Wasit akhirnya mengonfirmasi tidak ada handball. Dia menyebut Loic Bade mendorong Fayed yang menyebabkan lengan sang bek terentang secara tidak sengaja.
Waktu normal pun berakhir dengan skor 1-1. Laga harus berlanjut ke babak perpanjangan.
Pada babak inilah Prancis tampil habis-habisan. Pasukan Henry tak memberi napas pertahanan Mesir.
Les Bleus kian di atas angin setelah Fayed mendapat kartu kuning kedua usai melanggar keras Desire Doue pada menit ke-94.
Prancis akhirnya hanya butuh waktu sembilan menit untuk benar-benar mencetak gol keunggulan. Mateta lagi-lagi masuk papan skor usai memanfaatkan tendangan pojok Olise.
Gol itu menjadi gol keempat Mateta sepanjang Olimpiade Paris 2024. Tuan rumah pun di ambang kemenangan untuk menyusul Spanyol ke final.
Unggul jumlah pemain membuat Prancis semakin nyaman. Mesir benar-benar kesulitan melakukan penyerangan usai bermain dengan 10 orang.
Justru, alih-alih menyamakan kedudukan, Mesir kian terbenam. Prancis mencetak gol ketiga pada babak perpanjangan kedua, tepatnya menit ke-108.
Kali ini Olise yang masuk papan skor setelah dua gol sebelumnya hanya menjadi kreator.
Gol itu bermula dari Doue yang merangsek ke kotak penalti dan melepas tembakan. Hossam Abdelmaguid berhasil memblok tembakan itu.
Namun, bola liar mengarah ke Olise. Dia mengontrol bola dengan tengan sebelum mengirim tembakan yang sulit dijangkau Alaa.
Gol tersebut menjadi penutup kemenangan Prancis atas Mesir. Les Bleus menyusul Spanyol ke final yang menjadi perebutan medali emas pada 9 Agustus 2024.
Prancis mengejar medali emas keduanya di cabang sepak bola. Terakhir kali mereka menjadi juara ialah pada Olimpiade Los Angeles 1984. (Rio)