Rabu, Oktober 30, 2024

Mikul Dhuwur Mondem Jero dan Ambag Pramarta

Oleh Dr Masud HMN

Sering tejadi penghianatan dengan membeberkan aib pemimimpin dan bekerja malas. Padahal demikian dilarang. Kita harus jujur dan bekerja keras menghindar itu dan belajar.

Kearifan lokal mikul duwur mendem jero dan ambag pramarta adalah dua kearifan lokal berasal dari budaya Jawa. Oleh Dinas Psikologi Militer dijadikan azas kepemimpin militer. Dalam militer ada dua yang kita kutip di atas dari 11 azas kepemimpinan militer.

Ungkapan di atas sangat penting tidak saja di pendidikan militer tetapi juga edukasi kita semua. Mendem jero mampu menyimpan rahasia keluarga dan ambag pramarta artinya memberikan tugas yang tepat. Hal ini amat relevan di bidang pendidikan menjadi azas kepemimpinan dalam melaksanakan  praktek.

Profesor Sugeng dalam pengukuhan Guru Besar di Institut Agama Islam Sunan Kalijaga (IAIN) Yogyakarta menguraikan hal itu panjang lebar. Secara umum berarti penting dalam melaksanakan tindakan menjaga kerahasiaan keluarga selain itu penting pula medelegasikan wewenang secara tepat. Baik materi tugas atau kemampuan yang diberi wewenang tugas.

Pada kaitan tugas manajemen adalah memendam rahasia secara ketat jabatan. Tidak mau membocorkan pada yang lain.  Memikul aib dan kelemahan dari pemimpin.

Pendek kata tidak mau dan tidak boleh berkhianat pada orang lain. Tegak lurus dengan sistem dan wewenang jabatan. Pada dasarnya jujur terpercaya.

Pada poin dua unsur dari ambag pramarta dalam kaitan ilmu mejemen adalah tugas yang sesuai dengan keahlian. The right man on the right place, orang yang baik di tempat yang sesuai.

Ini penting dan tidak boleh orang diberi pekerjaan atau job, yang sama sekali tidak punya kebolehan  tentang pekerja. Kalau itu terjadi akan terjadi carut arut. Konsep ambeg pramarta dalam kaitan ilmu manajemen.

Ahkirnya dua konsep kepemimpinan militer, yaitu mikul duwur mendem jero dan ambeg pramarta harus disesesuikan dengan manajemen modern. Dalam praktek pelaksanaan di lapangan kepemimpinan tiada penghianatan, dan bisa bekerja baik dalam tugas. Demikian penting pekerjaan tanpa khianat dan para pekerja keras yang baik.

Tampaknya mendesak dilaksanakan di masa dekat. Agar terhindar dari carut marut kekuasaan. Untuk menjelmakan Indonesia yang berkemajuan dan bermartabat.

Jakarta, 6 Agustus 2024

Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles