Indramayu, Demokratis
Tarik ulur kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa barat, dirasa masih belum ada kepastian oleh kalangan mahasiswa.
Adapun kebijakan yang masih belum terealisasi oleh pihak kampus, terkait dengan datangnya Surat edaran Nomor 006/SE/R.UW IV/2020 tentang subsidi kuota internet bagi mahasiswa untuk penyelenggaraan pembelajaran secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona.
Hasil konsolidasi dan kesepakatan dari berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas, melalui Presiden Mahasiswa (Presma), Ervan, Mahasiswa unwir menggelar aksi dengan memasang spanduk yang berisi tuntutan mahasiswa di depan gedung. Pada hari Kamis (23/04).
“Saya dengan kelima mahasiswa, mewakili teman-teman mahasiswa sudah mencoba untuk bertemu dengan rektor, namun rektor belum menanggapi secara jelas terkait tuntutan kami”, Ujar Ervan saat di konfirmasi oleh awak media di depan gerbang kampus.
Menurut Ervan, bahwa keterangan dari rektor setelah beraudensi terkait biaya kuota yang tuntutan mahasiswa dirasa akan menjadi pertimbangan, kemudian pihak kampus pun tidak ingin gegabah mengambil keputusan dengan berimbas kepada tenaga pengajar yang ada di kampus tersebut.
“Pak rektor mengatakan, bahwa biaya untuk penambahan kuota kepada mahasiswa tetap segitu, sebab hal ini akan berimbas kepada dosen dan defisit kampus yang akan turun jika kebijakan tersebut dikabulkan”, demikian keterangan Ervan.
Dalam pantauan awak media, hingga sampai hari ini, dari total 100 mahasiswa unwir, sebagian mahasiswa yang dirasa bahwa pihak kampus masih tarik ulur kebijakan dan belum memberikan kepastian. Sehingga mahasiswa masih bertahan di depan gedung kampus dengan duduk di jalan.
Sementara itu, demi mendapatkan keterangan dari pihak kampus. Pihak-pihak terkait belum dapat ditemui guna mendapatkan keterangan atas aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. (RT)