Kuantan Singingi, Demokratis
Kepolisian Resor Kuantan Singingi telah menerima laporan terkait dugaan tindak pidana penganiayaan yang dialami oleh lima awak media yang membuat laporan resmi, Minggu (22/9/2024). Berdasarkan keterangan dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) dengan nomor STPL/101/IX/2024/SPKT/Polres Kuantan Singingi, tim awak media melaporkan tindakan kekerasan yang terjadi pada hari yang sama sekitar pukul 15.00 WIB di wilayah Sako, Pangean, Minggu (22/9/2024).
Kejadian tersebut bermula ketika tim awak media yang berprofesi sebagai pemberi informasi yang kredibel dan up to date sedang dalam perjalanan dari Pelalawan menuju Kabupaten Kuantan Singingi. Awalnya mereka melihat dua orang yang terlibat dalam pengangkutan minyak (BBM) bersubsidi jenis solar ke dalam mobil jenis pick up dan colt diesel. Lalu berhenti tepatnya di wilayah Sako, Pangean.
Kemudian tim awak media menghampiri dua orang sedang menyusun jeriken BBM dan bertanya apakah jeriken itu ada isinya, sebab diatas mobil terlihat jeriken-jeriken yang sudah ditutupi dengan terpal. Pada mobil Mitsubishi L300 nomor polisi B 9403-QB dan Grand Max jenis pick up ini terdapat beberapa baris jeriken yang diduga berisi BBM jenis solar. Lalu seorang menjawab bahwa ada 20 jeriken yang berisi solar. Sedangkan seorang lainnya menjawab “nggak tau” ketika ditanya apakah diatas mobil colt diesel bermuatan baby tank dan solar, tetapi ia enggan menjawab dan mengatakan nggak ada,” imbuhnya.
Kecurigaan tim wartawan semakin bertambah ketika melihat total jeriken yang dibawa mencapai 20 jeriken.Dan 2 unit mobil Colt diesel No polisi BM 9808-FK.dan BM 8149-KU bermuatan Beby tank, setelah dipastikan, dalam Beby tank kapasitas sekitar 1000 liter berisi BBM Jenis solar diduga telah ditimbun beberapa hari. Mencoba menanyakan lebih lanjut mengenai BBM solar tersebut, namun respon yang didapat semakin minim. Kemudian Tim wartawan mengambil dokumen untuk dikonfirmasi kepada pihak terkait.
Tidak lama setelah itu, terjadilah dorongan fisik dari beberapa orang dari kelompok yang terlibat dalam penimbunan BBM jenis solar tersebut. Team AS kemudian mendapat perlakuan kekerasan berupa dorongan fisik dilakukan oleh beberapa pemilik BBM tersebut. Dan mulai menyerang untuk memukul AS, nyaris salah satu diantara mereka mengancam AS dengan menggunakan Balok besi sepanjang lebih kurang 1 meter dan batu. Kemudian AS menghindar hingga ke tepi jalan dan segera ada yang melerai.
Dalam waktu singkat kelompok penimbunan BBM yang melakukan pengeroyokan terhadap wartawan semakin bertambah jumlahnya. Dan tiap ada yang datang langsung mendesak dan memaksa Team media untuk menghapus dokumen yang sudah disimpan.serta dikelilingi oleh beberapa pemilik BBM dengan suara keras dan lantang dipaksa untuk menghapus dokumen yang ada di dalam Handphonenya. Karena jumlahnya semakin banyak dan marah kepada team media.terpaksa team media menghapusnya di depan semua orang yang mengancamnya untuk mengindari tindakan kekerasan lainnya.
Lanjutnya,”Team,ketika saat saya sedang menghapus foto tersebut seorang laki-laki yang tidak saya kenal memukul saya dengan mengarahkan tangannya ke muka saya dan meninjunya, hingga mengenai pipi bagian bawah yang mengakibatkan rasa sakit. Lalu ia kembali menendang saya tetapi tidak kena karena segera dilerai.
Tanpa perlawanan Team kemudian menghindar dan tidak di kejar lagi setelah dihapusnya semua dokumen bahan liputan tersebut. Setelah kejadian itu, Team bersama rekannya segera menuju Polres Kuantan Singingi untuk melaporkan insiden yang dialaminya. Ia berharap pihak kepolisian dapat segera menindaklanjuti kasus ini dengan cepat agar para pelaku bisa ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Kami telah menyampaikan kepada pihak kepolisian Polres Kuansing melalui penyidik bahwa setelah kejadian itu langsung kami bergegas melaporkan tindakan pengeroyokan yang dilakukan terhadap kami oleh sekelompok orang yang telah melakukan pengan. (AS)